Falkdown
“Jadi apa yang sudah kalian temukan?” Helen datang ke lokasi Alice dan kelompoknya berada.
“Ada di dalam. Ikuti aku.” Kata Alice. “Aku yakin sudah tidak ada apa-apa lagi setelah Lucas pergi dari bangunan itu, jadi aku iseng pergi kemari dan melihat-lihat. Siapa tahu hal mencurigakan yang ditemukan Lucas berasal dari sini. Dan hasilnya adalah… kau bisa lihat sendiri.” Sambil berjalan menuju sebuah ruangan Alice menjelaskan pada Helen.
“Apa ini? Batu? Permukaannya kasar, ada ukiran juga. Alice, kau tidak sedang mencoba mempermainkanku kan?”
“Menurutmu kami bertiga tidak ada kerjaan sampai-sampai memungut batu dan mengukirnya?”
“Siapa tahu, kau kan orangnya iseng.”
“Sebaiknya kita bawa ke Nohess. Mungkin dia tahu benda apa ini.”
Helen memutar batu itu, melihatnya dengan saksama. “Ini kan memang batu, kau pikir benda apa lagi ini? Lagian kau tahu dari mana masalah ukiran-ukiran seperti ini mencurigakan atau tidak?”
“Keponakanku, aku sempat membaca buku-buku pelajarannya. Dia sekolah di Saint Jackson.”
“Oh, iya. Aku lupa kau punya keponakan di sana.” Helen memasukkan batu itu ke saku mantelnya. “Aku tidak tahu menahu tentang ukiran di batu ini. Benar atau tidaknya dugaanmu kita baru bisa tahu setelah membawanya ke Nohess. Seperti katamu, mungkin dia tahu sesuatu. Ayo kita kembali. Aku takut ada yang curiga kalau kita terlalu lama di sini.”
Satlered
Kembali ke rombongan Lucas yang sedang menyantap makanan di restoran di dalam swalayan heavenless. Ketiganya sibuk mengunyah makanan mereka.
“Mmm.., ini enak sekali.” Seru Mikie. “Daging sapi memang juara.”
“Kau benar. Aku sudah sering makan daging ayam dan sapi, tapi ini enak sekali. Jujur ini pertama kalinya makan makanan seperti ini.” Ucap Runa. “Aku pikir rahasia dari bumbu daging sapi ini ada di aneka saus yang punya beraneka ragam rasa ini.”
“Aku jadi penasaran, boleh aku minta?”
Runa menyodorkan piringnya. “Ini, cobalah. Oh, jangan lupa sausnya.” Runa mendekatkan aneka saus dalam satu piring ke dekat Lucas. “Kau juga bisa mencampurnya dengan ayamnya. Tidak kalah enak. Aku serius.”
Lucas mengiris sepotong daging sapi milik Runa lalu mencelupkan seluruh potongan daging itu ke berbagai macam saus yang ada di hadapannya. “Mm, ini enak sekali. Kenapa aku tidak pernah mencicipi ini ya? Ini enak sekali.”
“Lucas, coba celupkan satu persatu di tiap sausnya. Rasanya bisa lebih spesifik. Meski begitu, rasanya tetap lezat.” Kata Mikie memberi saran.