Crusade

Anima Manoe
Chapter #33

Ch. 32 - Jalan-jalan bagian 3

Setelah melewati bagian pakaian, saat ini mereka berada di bagian permainan. Sejak awal Lucas memang sengaja melewati bagian pakaian hanya untuk pergi ke bagian permainan. Di tempat ini, dulu Lucas dan Mikie sering bermain berbagai macam permainan. Ternyata Lucas menjadikannya tempat kesukaannya, setelah restoran.

Lucas selalu memiliki niatan untuk kembali ke tempat ini namun tidak bisa ia lakukan karena ia perlu uang untuk pergi ke tempat ini. Selain jarak yang jauh, setiap wahana ataupun permainan yang disediakan di sini memerlukan tiket untuk memainkannya. Semakin lama Lucas di tempat ini, maka semakin besar kemungkinan Lucas akan menghabiskan semua uang yang ia bawa.

“Inikah tujuanmu mengajak kami melewati para manekin yang berjajar tadi?”

“Tempat apa ini?” tanya Runa memandang papan tiga dimensi yang berkelap-kelip dengan mencolok.

“Ini tempat permainan. Ada banyak sekali permainan yang bisa kau coba di sini Runa.” Kata Lucas menjawab dengan ceria. Wajahnya tampak sumringah.

“Permainan? Permainan apa? Di dalamnya tampak meriah sekali sepertinya.”

“Aku yakin dia tidak akan tahu, tak usah repot-repot menjelaskan Lucas. Kita langsung masuk saja.”

“Kita sebaiknya langsung masuk saja Lucas, aku semakin penasaran soalnya.” Kata Runa dengan tatapan tajam yang terarah pada Mikie.

Entah bagaimana, Mikie sudah bisa merasakan tatapan tajam Runa meski tidak melihatnya secara langsung.

“Baiklah, ayo kita masuk.” Seru Lucas ceria.

Bagian dalam tempat itu tidak semeriah seperti di pintu masuk. Justru malah sebaliknya, lebih gelap karena hanya mengandalkan lampu-lampu yang berada di area atau wahan bermain. Tempat yang bukan menjadi area bermain tidak mendapat penerangan dan hanya berbagi penerangan satu sama lain dengan area bermain.

“Tempat ini gelap tapi kenapa banyak sekali orang di sini?” tanya Runa penasaran.

“Di sini tempat untuk bermain Runa, tentu banyak orang yang ke sini.” Jawab Lucas.

“Gelap karena mereka mau para pengunjung hanya fokus pada permainan di hadapan mereka. Semua ini hanya tentang kepuasan pelanggan.” Sahut Mikie.

“Mikie, kau mau main apa?”

“Hmm, sepertinya tidak dulu. Aku sedang malas.”

“Baiklah, Runa kau mau ikut main denganku? Ada yang membuatmu tertarik?”

“Apa ada balap kereta kuda?”

“Kereta kuda?” Mikie langsung menoleh begitu mendengar ucapan Runa.

Lihat selengkapnya