Sesuai yang sudah disepakati secara sepihak, Alice pergi ke perpustakaan. Membawa tiga orang, dengan satu orang yang tampak sangat rajin membaca dan dua lainnya sebagai pengawalan. Alice mulai mencari buku-buku tentang logo, simbol, dan ukiran-ukiran yang ada di dunia.
Berpindah ke rumah sakit. Ternyata menginap semalam tidak membuat Jet dan Lucius diizinkan pulang begitu saja. Tidak seperti Aline dan Eriza yang sudah diperbolehkan pulang.
“Kenapa kalian berdua boleh pulang?”
“Jet, pahamilah tubuhmu. Memangnya semua perban di tubuhmu fungsinya buat apa?” Ucap Eriza.
“Aku sudah sembuh total. Lihat.” Jet menunjukkan pose berkelahi. “Lihat, ini, ini, aku sudah tidak apa-apa. Kita kan sama-sama diserang dan berkelahi. Kita juga sama-sama pingsan setelah berkelahi. Mana bisa begini.” Jet masih tidak bisa terima dengan pernyataan dokter bahwa dirinya dan Lucius harus menginap satu malam lagi.”
“Berhentilah mengeluh Jet, bukan hanya kau yang belum boleh pulang. Aku juga belum boleh. Dan cobalah bercermin, apa kau pikir dokter akan memperbolehkanmu pulang saat semua perban itu masih melilit tubuhmu?”
“Itu benar Jet, fungsi perban itu untuk menutupi lukamu. Jika dokter sudah melepaskannya itu berarti kau sudah diperbolehkan pulang.” Kata Eriza.
“Haaah! Ini menyebalkan. Hanya berbaring saja itu tidak seru.”
“Jika kau hanya mengeluh pergilah ke kamarmu.”
Saat ini mereka berempat berkumpul di kamar Lucius. Aline dan Eriza bersiap pulang sambil menenteng ransel mereka. Sementara Jet dengan segala perban di bagian tubuhnya sedang duduk santai di sofa. Dan terakhir Lucius yang sedang berbaring di ranjangnya.
Dari mereka berempat, Jet yang paling memenuhi syarat untuk di isolasi. Dalam inkubator, luka Jet bisa sembuh dalam semalam. Luka fisik yang diterima Jet bisa dikatakan cukup berbahaya jika dibiarkan berlama-lama. Perkembangan virus bisa sangat berbahaya jika menyangkut waktu.
Selain teknologi, media penyembuhan juga sudah sangat maju. Peralatan yang mumpuni bisa membantu menyembuhkan pasien dalam waktu singkat. Tapi tentu semua itu memerlukan biaya yang tak sedikit.
Penyembuhan yang diterima Jet masih melalui cara tradisional meski ia berada di rumah sakit Satlered, yang mana sebagai salah satu kota utama.
Cara pengobatan tradisional yang dijalani Jet adalah atas dasar permintaan keluarganya sendiri. Sambil dirawat, Jet juga menerima pengobatan dari keluarganya. Entah itu dari makanan maupun dari minuman.
Penyembuhan instan yang hendak diberikan rumah sakit selalu meminta persetujuan pada pihak keluarga pasien. Baik itu dengan tingkat keberhasilan seratus persen maupun di bawah lima persen.
Keluarga Jet yang sudah memahami di mana dan apa yang melukai Jet secara fisik tanpa pikir panjang menolak penyembuhan instan itu. Dengan mengandalkan obat-obatan tradisional, setibanya Jet di rumah nanti. Keluarga Jet cukup percaya diri dengan pengobatan tradisional mereka.
Bukan tanpa risiko, tapi sejauh ini belum ditemukan apa efek samping dari penyembuhan instan itu.
Karena pada dasarnya, penyembuhan instan digunakan untuk mengobati para pejuang dengan cepat. Seperti yang diketahui, penjajahan dan penyerangan dari makhluk luar angkasa membuat semua manusia di bumi kewalahan. Bahkan mau tidak mau mendorong para manusia di bumi mengembangkan teknologi lebih cepat dari yang seharusnya.
Selain mengembangkan senjata bersama teknologi, media penyembuhan turut dikembangkan. Hasilnya, penyembuhan instan ditemukan dan dibuat secara massal.
Penyembuhannya terbilang efektif tapi tidak bisa mencapai seratus persen kesembuhan dari luka yang diterima. Penyembuhannya sendiri hanya sampai dua puluh persen dari luka yang diterima.
Tidak meliputi penyakit mematikan seperti kanker dan HIV atau penyakit semacam itu, penyembuhan instan hanya berfokus pada luka fisik akibat penyerangan dan peperangan.