“Lucas, boleh aku bertanya?”
“Silakan.”
“Sebenarnya sudah berapa lama kau kenal dengan Mikie? Dia kan anak kecil yang pikirannya tidak beres. Setahuku kau tidak begitu, berarti sebelum bertemu denganmu dia sudah seperti itu?”
“Hmm…entah. Kalau ku ingat-ingat aku bertemu dengan Mikie di Satlered. Aku kesasar tadinya, aku sedang mengejar venix. Dan tanpa kusadari ternyata aku sudah sampai di Satlered. Kemudian aku bertemu dengan Mikie sambil menenteng tas ranselnya dengan pakaian lusuh. Kalau tidak salah ingat dia cerita waktu itu dia habis berkelahi.”
“Kecil-kecil biang masalah. Apa cara bicaranya sudah sama seperti sekarang?”
“Aku pikir tidak ada yang berubah dari waktu itu sampai sekarang.”
Runa menghentikan langkahnya dan merasakan sesuatu yang mengganjal benaknya. “Lucas, umur berapa kau bertemu dengan Mikie?”
“Tahun lalu aku rasa.”
Runa menghela napas, “Kau hampir saja membuatku terkejut. Aku kira kau bertemu dengannya sejak kecil dulu atau sepuluh tahun yang lalu. Aku lega prasangka-ku tidak benar.”
“Yah dia memang anak yang gampang sekali akrab dengan orang lain.”
Kau juga sama saja Lucas, pikir Runa. “Menurutku itu adalah ciri-ciri orang yang ramah. Tapi bisa juga mencurigakan, dalam kasusmu aku sangat yakin karena kau adalah tipe yang ramah.” Kata Runa tersenyum.
Sampai di pertigaan, jalan bercabang yang memisahkan arah rumah Lucas dan Mikie, Runa dan Lucas menemukan dua orang dengan jubah biru berdiri diam celingukan melihat berganti pandang dari dua jalan itu.
“Kenal mereka?” tanya Runa berbisik.
Lucas menggeleng, “Aku tidak kenal mereka secara pribadi, tapi sepertinya mereka petugas patroli. Lihat jubah di punggung mereka.”
“Apa semua petugas patroli menggunakan jubah seperti itu?”
“Ya, dan setiap distrik punya warna yang berbeda. Tidak hanya patroli saja, ada bagian lain seperti pengawal. Selain dua itu aku lupa ada apa lagi.”
“Apa ada perbedaan pangkat?”
“Bukan, tapi perbedaan tugas. Apa ya? Dari pin? Hmm… tato? Aku lupa Runa. Mungkin kita bisa tahu kalau kita tanya mereka berdua langsung.”
Selama percakapan antara Runa dan Lucas berlangsung, dua petugas itu masih kebingungan memilih jalan dan tidak tahu ada Runa dan Lucas di belakang mereka. Karena mereka berdua masih berbisik.
“Permisi, ada yang bisa dibantu?” Lucas akhirnya bertanya.
Dua petugas patroli itu menoleh berbarengan.
Wajah mereka masih muda, bukan hanya wajah mereka saja, bentuk tubuh mereka yang terlihat bugar dan kekar meski memiliki ukuran tubuh yang sama dengan Lucas.
Bedanya, otot pada tubuh Lucas tidak menonjol dan tidak membentuk hingga sampai terlihat hanya dengan memandangnya saja.
“Em, kami sedang mencari alamat rumah Mikie. Apa kau tahu di mana?” tanya salah seorang di antara mereka berdua.
“Mikie?” Lucas mengingat-ingat rumah Mikie. “Jalan menuju rumahnya lewat sini.” Lucas berjalan ke jalan yang berada di kirinya dari persimpangan jalan.
“Ya, itu benar. Soalnya kami juga hendak ke sana. Kalau boleh tahu ada apa ya petugas patroli mencari Mikie?” tambah Runa.