Crusade

Anima Manoe
Chapter #43

Ch. 42 - Wanita dengan Kabut

“Baiklah, kau yang bilang sendiri punya cara kerja kekuatan yang sama denganku. Tapi aku sendiri tidak akan menggunakan jeratan mudah seperti ini.” 

Selagi berusaha melepaskan diri dari jeratan yang dibuat wanita itu, Helen terus mengatakan berbagai macam hal untuk mengulur waktu. Karena baginya, ini bisa menjadi kesempatan emas meringkus bandit itu beserta pemimpin mereka. 

Wanita itu selesai melepas ikatan keempat pria bandit itu. “Jeratan mudah yang bisa mengikatmu huh? Kalau begitu coba bergeraklah.” katanya mengempaskan jubahnya. “Kita pergi anak-anak. Kemampuan kalian sekarang sudah jelas. Sangat jelas bagiku kalau kalian masih belum sanggup melawan pemimpin distrik. Kalian bahkan tak sebanding.” kepalanya menghadap ke arah keempat bandit itu, sedangkan keempat pria itu hanya tertunduk. Tidak diketahui bagaimana ekspresinya, seperti apa rupanya, tapi berdasarkan penekanan pada beberapa kalimat yang dia ucapkan, bisa diketahui kalau dia sedang marah. 

Dengan menggunakan kekuatan airnya, Helen menyelipkan sejumlah air ke bawah kakinya. Membersihkan bagian bawahnya, lalu perlahan menyelimuti kedua kakinya dengan air. Saat kedua telapak kakinya sudah dilapisi air, Helen membuat air itu naik ke bagian atas tubuhnya. 

Sedikit demi sedikit air itu naik menuju kedua kepalan tangan Helen. Karena air di tangan Helen bening, tidak ada satu pun yang menyadari kalau Helen sedang mengumpulkan kekuatan di kedua tangannya. 

Saat mereka hendak pergi, Helen selesai dengan siasatnya dan berhasil lepas dari jeratan yang dibuat oleh wanita itu. Dia melompat maju begitu kakinya bebas. Dengan kedua kepalan tangannya yang sudah dilapisi gelembung air, Helen memulai serangannya langsung ke arah wanita berjubah itu. 

Tanpa mengetahui serangan Helen, wanita berjubah itu menoleh ke belakang dan menerima pukulan telak dari Helen di pipi kanannya. 

Keempat bandit itu tidak bisa bereaksi apapun saat wanita berjubah itu terkena pukulan telak dari Helen. Wanita itu terjatuh ke belakang. Tudung yang menutupi wajahnya terbuka dan menampilkan kulit warna cokelat eksotis dari balik jubah itu. 

“Yeah, tepat mengenai wajah. Bagaimana?” Helen berbangga diri sambil mengangkat kepalan tangannya. 

Keadaan berbeda jauh dari sebelumnya, jika sebelumnya Helen hanya menghadapi keempat bandit itu, sekarang dia harus menghadapi wanita berjubah itu. Dengan keempat bandit itu yang sudah terbebas dari ikatan Helen, maka mereka dipastikan akan ikut bertarung melawan Helen membantu wanita berjubah itu. 

Wanita berjubah itu bangkit, ia bangun dengan senyum menyeringai mengerikan. “Aku tak menyangka serangan itu, bagaimana bisa—tidak, itu tidak penting. Mau uji kekuatan sekarang? Aku ragu aku punya waktu sebanyak itu.” 

Lihat selengkapnya