Crusade

Anima Manoe
Chapter #44

Ch. 43 - Peluru Air

Butiran-butiran air muncul dari bawah kaki Helen, muncul pada permukaan tanah tempat mereka berdua berpijak. Butiran-butiran air itu berkumpul menjadi satu di hadapan Helen.

Gumpalan air terbentuk, mengambang di hadapan Helen, berukuran besar. Selama beberapa saat gumpalan air itu bergerak-gerak, seolah ada sesuatu di dalamnya. Tidak lama kemudian gumpalan itu pecah dan menyembur ke bawah.

Seketika itu juga gumpalan air itu pecah dan menjadi ombak yang besar. Pada awalnya semua air itu berputar di sekitar Helen, hingga menjadikannya pusat dari gelombang air itu. Lalu putaran air itu berhenti dan berkumpul di belakang punggung Helen hingga membentuk sebuah dinding yang tinggi.

Dan begitu saja, sebuah ombak tercipta. Air itu bergerak maju ke arah wanita itu sebelum bergerak turun menghantam wanita itu dengan keras.

Wanita itu mengerang terseret ombak buatan Helen. Meski dikatakan buatan tapi kekuatannya tidak kalah dengan ombak asli. kekuatannya bisa ditingkatkan jika Helen mau. tapi tentu itu memerlukan energi tambahan, dan bukan karena Helen tidak mau. Semua yang terjadi di sana karena suatu sebab.

Helen tidak bisa melakukannya. Dia baru menyadarinya ketika ular milik wanita itu menggigit pergelangan tangannya.

“Ular itu berwujud kabut dan bisa menyesuaikan bentuknya. Kenapa aku bisa sampai lupa.” Gumam Helen, sambil memperhatikan pergelangan tangannya. Ada tanda bekas gigitan pada pergelangannya dan warna hijau pada kulit tangan Helen.

Helen berulang kali berusaha mencerna apa dampak yang bisa diberikan oleh ular kabut itu jika ia sampai terkena serangan dari wanita itu. Secara keseluruhan Helen belum mengetahui apa saja dampak yang bisa diberikan ular atau kabut hijau milik wanita itu. karena sejauh ini wanita itu hanya mengeluarkan ularnya saja. melalui serangan jarak dekat pun wanita itu tetap mengeluarkan ularnya saja.

“Kau bisa menciptakan air juga rupanya. Aku tidak tahu kalau kau bisa menciptakan air sebanyak itu.” kata wanita itu.

“Lupa ya, kan kau sendiri yang bilang kalau kita punya cara kerja kekuatan yang sama. Dari sana seharusnya kau sudah tahu apa kekuatanku, apa potensi dari kekuatanku.” 

“Jadi, sekarang kau sudah tahu potensi dari kekuatanku? Baik sekali kau mau memberitahuku.”

Lihat selengkapnya