Saat proses pelatihan Lucas, yang bisa hadir di sana hanyalah Alice saja. Helen selaku pemimpin distrik sekaligus bibi dari Lucas tidak bisa hadir karena harus menyampaikan laporan terkait keributan yang terjadi di distrik 9 kemarin ke pemerintah pusat. Untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
Kehadiran Helen tidak begitu penting dalam pelatihan pertama Lucas, hal-hal berkaitan peraturan dan lainnya masih bisa disampaikan oleh Alice. Selagi mengenalkan Lucas ke dalam pasukan bagian patroli, Alice mengirim petugas bagian investigasi ke lokasi kemarin tempat Helen dan Renga bentrok dengan sekelompok orang misterius.
Sama dengan Helen, Renga juga langsung kembali ke Satlered untuk menyampaikan laporan pada atasannya.
Karena pada dasarnya Lucas sudah paham hal-hal dasar berkat Helen yang memberitahunya sedikit demi sedikit, Alice jadi tidak perlu bersusah payah untuk menjelaskannya.
Tiap markas pasukan berada tidak jauh dari rumah Helen, itu dimaksudkan untuk memudahkan Helen pergi ke tiap markas. Seharusnya Helen membangun markas di tempat berbeda dari rumah tempat tinggalnya agar urusan rumah dan pekerjaannya tidak jadi satu.
Sejauh ini Lucas sudah pergi ke markas pasukan sebanyak dua kali, yang pertama ke tempat markas pasukan pengawasan dan yang kedua ke markas pasukan bagian patroli, saat ini dia sedang berada di markas pasukan patroli bersama Alice untuk menjadi bagian dari pasukan patroli. Tentunya Lucas tidak dibiarkan sendiri tanpa adanya pendampingan selama pelatihan.
“Baik Lucas, berdirilah di sini.” Alice membiarkan Lucas berdiri diam selama beberapa saat. Sementara menunggu Alice kembali, Lucas memandang ke sekitarnya dan memperhatikannya dengan saksama. Tidak lama kemudian Alice datang saat Lucas sedang melihat ukiran-ukiran yang ada memenuhi langit-langit ruangan. “Lucas, perkenalkan. Ini Rogart, dia yang akan menjadi pengawasmu selama pelatihan di sini. Kedepannya kau akan ikut patroli bersamanya. Jangan sungkan untuk bertanya padanya. Oh iya, dia juga punya sedikit ilmu tentang pertarungan yang akan cukup berguna untuk berjaga-jaga jika kejadian seperti kemarin terulang. Helen sendiri yang memintanya, jangan kecewakan bibimu.”
“Baiklah. Hai, senang berkenalan denganmu?” Lucas kemudian berpaling pada Rogart. “Maaf, bagaimana sebaiknya aku memanggilmu?”
Rogart mengulurkan tangannya dengan ramah dan wajah tersenyum. “Hai, Lucas. Kau bisa memanggil namaku, Rogart, itu tidak apa-apa.”
Rogart adalah pria berusia tiga puluh lima tahun dengan wajah yang lumayan tampan. Rambutnya berwarna cokelat gelap dan memiliki tatapan mata yang ramah serta senyuman yang hangat. Tingginya 175 sentimeter dengan tubuh tegap dan proporsional.
“Lucas, dia adalah senior yang sudah cukup berpengalaman di bagian patroli. Jadi kau tidak perlu khawatir. Dia sangat kuat, walau tidak sekuat aku.” Bisik Alice pada kalimat terakhir. “Kalau begitu aku tinggal kalian berdua, Rogart ajari dia dengan benar.”
“Aku tahu apa yang harus kulakukan, pergilah.”
“Jadi apa yang pertama harus kulakukan?” Lucas bertanya.
Disamping Lucas yang sudah masuk ke bagian pasukan patroli, Runa harus menerima kenyataan kalau ia tidak bisa menjadi bagian dari pasukan. Bukan karena dia perempuan melainkan karena dia bukan warga amerika. Meski tidak ada bukti yang mengatakan dia warga Jerman, dengan dia tidak memiliki identitas apapun sebagai warga amerika maka itu sudah menjadi halangan pertama bagi Runa untuk mendaftar ke dalam pasukan.