Minggu awal dalam kegiatan di sekolah Lucius adalah memberikan sejumlah penghargaan dan atau hadiah pada peserta yang sudah ikut berpartisipasi dalam turnamen. Penghargaan diberikan kepada peringkat sepuluh besar.
Peringkat tiga besar mendapat piala plastik bertuliskan Ksatria dengan gambar kepalan tangan di atasnya. Piala itu tipe piala yang dilihat bukan hanya dari luarnya saja. Ada tambahan hadiah dalam piala itu. Dari segi desain piala itu tidak berbentuk macam-macam atau ada hiasan apapun. Tapi keistimewaannya terletak pada kotak penyimpanan yang ada di dalamnya, yang bisa muat berbagai jenis hadiah. Bisa dikatakan piala itu punya kotak penyimpanan yang fleksibel.
Lucius sudah tidak kaget lagi saat mendapatkan piala itu, terlebih dia sudah memenangkan sebanyak tiga kali bersamaan dengan yang ia dapat saat ini.
Lucius sudah terhitung sebagai siswa yang jenius dalam hal apapun. Baik dari nilai pelajarannya, maupun setiap turnamen yang ia ikuti. Kejeniusannya juga ia manfaatkan untuk mempelajari setiap ilmu bela diri yang diberikan oleh ayahnya. Materi-materi tentang pertarungan jarak dekat, menengah, dan jauh. Lucius mendapatkan semua itu dari ayahnya.
Semua pengalaman bertarung diturunkannya ke Lucius. Dengan harapan suatu saat nanti anaknya bisa meraih potensi maksimal dari kekuatannya.
Ayah Lucius adalah seorang Aldrich, pemimpin dari distrik 3. Dasar dari kekuatannya berasal dari dna yang membuatnya bisa dikategorikan sebagai pengguna kekuatan. Ia sama berbakatnya dengan Lucius, hanya saja dalam masa kejayaannya ia gagal meraih potensi maksimal dari kekuatannya.
Lucius terlahir sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Satu dari ketiganya memiliki kemampuan yang menurun dari ibunya. Berbeda dengan Lucius dan salah satu adiknya yang mendapat kekuatan turunan dari kedua orang tuanya.
Ayah Lucius memiliki kekuatan yang dapat memotong dan menguraikan sesuatu yang bersifat materi. Dalam masa kejayaannya saat ikut memerangi penjahat dari luar angkasa ia gagal membangkitkan kekuatannya.
Alat pendeteksi kekuatan digunakan untuk memilah sekelompok orang dengan mutasi kekuatan yang berhasil dengan yang gagal.
Saat pemeriksaan, seseorang diklasifikasikan sebagai pengguna kekuatan apabila terjadi mutasi dalam DNA. Dalam hal ini gugus fosfat yang paling diperhatikan oleh para ilmuwan.
Sedangkan untuk menentukan apakah seseorang memiliki potensi atau tidak, para ilmuwan perlu membaca fluktuasi energi yang dipancarkan melalui aura tiap orang.
Perkembangan teknologi jauh lebih maju sejak sensor mendapat perhatian lebih banyak dalam hal pengembangan. Sejauh ini teknologi yang dimiliki manusia di bumi hanya bisa mendeteksi aura yang ada pada manusia.
Aura adalah perwujudan energi seseorang yang dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai pelapis pertama untuk melindungi tubuh. Fluktuasinya bisa dideteksi dengan alat yang dimiliki pemerintah saat ini. Sejauh mana seseorang itu bisa berkembang masih belum bisa dipastikan. Yang mengetahuinya hanya mereka sendiri, sejauh mana mereka bisa berkembang.
Pendeteksian aura dilakukan berbarengan dengan pendeteksian mutasi DNA. Jadi siapapun akan langsung tahu apakah dia memiliki potensi lebih dari saat ini atau tidak berbarengan saat dia mengetahui apakah dia seorang pengguna kekuatan atau tidak.
Orang yang tidak masuk dalam kategori pengguna kekuatan bukan berarti mutasi yang terjadi pada mereka gagal. Mereka juga termutasi hanya saja DNA awal mereka lebih dominan dan gugus fosfat yang membentuk di tubuh mereka cenderung tetap pada bentuk semula.
Sampai saat ini, diketahui adik kedua Lucius hanya mendapatkan turunan kekuatan dari ibunya, sedang adiknya yang pertama sama sepertinya yang mendapat kekuatan turunan dari kedua orang tuanya.