Cambuk itu mengeluarkan banyak sekali gas berwarna hijau pekat. Dari setiap lima senti cambuk itu memanjang dan membuka celah yang semula tidak ada. Melalui celah-celah itu gas berwarna hijau pekat keluar.
Dalam sesaat seluruh ruang di sekitar wanita itu dipenuhi warna hijau pekat, dikelilingi oleh gas yang masih belum diketahui apakah beracun atau tidak. Menutupi hingga sama sekali tak tampak dari jarak sudut pandang berapapun. Pada waktu yang bersamaan, Helen yang mengkhawatirkan perubahan tak terduga dari cambuk itu mulai mengaktifkan CrossGear miliknya secara bertahap. Di waktu ini, gas berwarna hijau pekat ini masih terus keluar dari celah-celah cambuk itu.
Saat cambuk itu masih mengeluarkan gas, Helen menyadari ada sesuatu yang bersinar dalam kumpulan gas itu. Samar-samar terlihat dari mana cahaya itu berasal, pendar cahaya yang bersinar hingga menembus kumpulan gas yang sangat tebal itu ternyata berasal dari pegangan cambuk.
Cahaya yang berasal dari pegangan cambuk itu berubah menjadi titik cahaya yang sangat terang. Seperti sinar laser yang bergerak lurus, titik cahaya ini kemudian meluncur menembus gas berwarna hijau pekat itu dan lalu bergerak mengelilinginya. Cahaya yang juga berwarna hijau itu lalu meledak dan kemudian meredup hingga tampak sangat tipis sekali saat dilihat di bawah sinar matahari.
Terdengar suara berdesis dari arah cambuk itu. Helen memerhatikan dengan saksama apa yang akan terjadi selanjutnya. Gas itu telah berhenti keluar. Kini cambuk itu tak lagi mengeluarkan gas berwarna hijau pekat. Meskipun begitu, gas itu tidak menghilang sebagaimana sifatnya saat terkena udara. Gas itu justru tidak bergerak dan diam di tempat, seolah gas sebanyak itu sedang berada di suatu ruang yang tidak terlihat namun berbentuk.
Sesaat kemudian cambuk itu mengeluarkan cahaya hijau terang dan lalu tersebarlah titik-titik yang menyebar setelah cahaya pada seluruh bagian cambuk itu tampak meledak. Dilihat dari sudut pandang Helen, sekumpulan cahaya itu saling menyambungkan antara satu titik dengan yang lainnya. Dan saat melihat secara keseluruhan, bisa dilihat dengan jelas kalau titik-titik cahaya yang saling terhubung itu membentuk seekor ular raksasa.
Awalnya Helen mengira itu hanya hologram yang difungsikan hanya untuk menggertak atau dibutuhkan sebagai ilusi agar lawan tertipu. Tetapi itu salah, Helen tahu betul mana yang hanya sebuah gertakan mana yang benar-benar bergerak.
Ular itu bergerak dan menghembuskan napas layaknya makhluk hidup lainnya. Tidak ada tipuan ataupun trik tertentu pada ular itu, Matanya bergerak seperti ular pada umumnya. Begitu juga dengan semua perilakunya yang benar-benar sama persis dengan ular asli.
Hanya membutuhkan waktu beberapa detik hingga ular raksasa itu kemudian tampak benar-benar hidup. Gas yang semula seperti terperangkap dalam suatu ruang kini bergerak memenuhi bagian dari ular itu yang masih hanya berupa ruang kosong.
Kini keseluruhan ular itu sudah berwujud, memiliki warna dan bentuk yang nyata. Ular itu juga mendesis layaknya ular biasanya.