Lucius, Eriza, Jet, dan Aline bergerak bersama mencari salah seorang guru atau pun pegawai Saint Jackson. Dengan niatan ingin memastikan tindakan apa yang harus mereka lakukan entah itu evakuasi ke sebuah ruangan seperti yang dikatakan Eriza atau melarikan diri keluar dari Saint Jackson.
Ketika tiba di halaman di gedung pertama lantai satu, seseorang berdiri di sana. seorang pria dengan usia berkisar tiga puluh tahunan. Dia berdiri tegak, tanpa memakai atasan hanya memakai celana panjang berwarna cokelat muda dengan corak lingkaran-lingkaran kecil berwarna hitam yang menghiasi bagian depan, samping, dan belakangnya.
Rambutnya sebahu dan berwarna hitam. Tubuhnya yang bertelanjang dada memperlihatkan dada dan perutnya yang atletis. Serta otot lengannya yang tak kalah besar dan atletis. Mungkin dengan kedua lengan itu dia bisa saja menghancurkan pilar yang ada di gedung Saint Jackson dengan mudah. Atau memang itu tujuannya dia di sini.”
Keempatnya berhenti bersamaan memerhatikan pria itu. Terlihat mencurigakan dalam sudut pandang mereka. Karena sedang terjadi sesuatu yang darurat maka seharusnya mereka pergi menyelamatkan diri bukannya berdiri diam bertelanjang dada di tengah-tengah halaman.
“Apa yang sedang dia lakukan?” Jet bertanya tidak pada siapapun secara khusus, tapi tetap mengharapkan jawaban dari yang lainnya. “Kenapa dia bugil? Apa dia salah satu pegawai atau guru di sini?”
“... Aku tidak tahu, seingatku tidak ada guru atau pegawai di sini yang punya hobi bertelanjang dada di tengah kekacauan yang sedang terjadi.” jawab Lucius.
“Apa mungkin dia salah satu penyerang?”
Eriza memberi instruksi pada yang lain, “Bersembunyi.” Bisiknya. “Dilihat dari manapun dia tidak mungkin guru atau pegawai di sini.”
Seraya memerhatikan pria mencurigakan di sana, Lucius dan Eriza diam-diam mencoba merasakan apa yang ada di sekitar mereka. Mencoba mendeteksi setiap aliran energi yang melintas di sekeliling mereka.
Lamat-lamat keduanya merasakan sesuatu dalam jumlah yang besar. Sebuah energi dengan tingkatan yang tidak bisa dijelaskan. Lucius dan Eriza saling berpandangan.
“Apa kau merasakannya juga?” tanya Eriza.
Lucius mengangguk. “Masih samar-samar, tapi aku yakin ini energi yang lumayan besar.”
Jet dan Aline menoleh. “Apanya yang samar-samar?”