Crusade

Anima Manoe
Chapter #65

Ch. 64 - Keterampilan 2

Berkat pertolongan dari Astra, luka Lucius dan Eriza menjadi sedikit mendingan. Cukup membantu Astra selagi ia membantu Aline berjalan. Walau sudah sadar, pikiran Aline masih belum sepenuhnya stabil. Keseimbangannya sedikit terganggu dan itu membuatnya membutuhkan bantuan dalam berjalan.

Sementara itu, Lucius dan Eriza yang sudah diberi pertolongan pertama oleh Astra, bisa berjalan sendiri dengan kaki mereka sendiri dan tanpa bantuan orang lain.

“Menurutmu obat apa yang diberikan bu Astra pada kita?” Eriza berbisik pada Lucius.

“Aku tidak tahu. Menurutku malah ini bukanlah obat. Aku pikir itu tadi hanya frekuensi tertentu untuk membuat luka fisik menjadi mati rasa.” jawabnya.

“Aku benar-benar seperti tidak merasakan apapun, semua luka terasa sembuh.”

“Karena kita perlu secepatnya ke ruang vitalis, makanya bu Astra memberikan frekuensi itu. Jaraknya juga sudah dekat, mungkin memberikan kita berdua frekuensi itu adalah pilihan yang tepat.”


Lucas dan Rogart akhirnya sampai di kota utama pada saat acara itu berlangsung. Festival yang diadakan tanpa tahu menahu apa alasannya. Ada banyak warga yang bersuka ria, bergembira. Hiruk-pikuk keramaian memenuhi jalanan, semua orang tampak menikmati festival yang sedang berlangsung saat ini. Jajanan baik yang berasal dari jalanan maupun dari restoran memenuhi bahu jalan dan selalu memanfaatkan sudut jalan. 

Sorak sorai kegembiraan para warga meramaikan festival dan kemeriahannya bisa didengar hingga terminal perhentian pusat ancres. Dari sini, bisa terlihat balon-balon besar dan hologram raksasa yang tampak sedang berjalan melewati gedung-gedung pencakar langit.

“Kira-kira apa yang sedang mereka lakukan ya?” tanya Lucas. Matanya memandang ke sekelilingnya.

“Siapa maksudmu?” Rogart balik bertanya. “Maksudmu para pedagang? Ayo ikut aku, kita perlu berkeliling. Aku tidak percaya hanya kita berdua yang ditugaskan.”

“Apa kita hanya berpatroli di sini?” Mata Lucas tertuju pada barisan makanan dan para pemusik yang memainkan alat musik mereka dengan gembira. “Mungkin kita bisa mencicipi beberapa makanan dan beberapa gigitan di sana.”

“Lucas, cobalah untuk fokus. Kita cari tempat duduk dulu. Ayo.”

“Wuhuu!” Lucas berseru dengan antusias seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainannya.

Lucas dan Rogart kemudian pergi mengikuti parade yang sedang berjalan. Mereka mengekori sejumlah orang dengan kostum yang unik sambil memakan jajanan yang mereka beli. Sepanjang jalan keduanya tak henti-hentinya mengunyah, setiap jajanan yang sudah habis mereka makan, mereka akan membelinya lagi.

Tidak berselang lama perut mereka akhirnya terasa penuh. Mereka berdua harus menyerah dengan perut dan kedua kaki mereka yang pegal. Harus diakui mereka berdua adalah petugas patroli yang ceroboh.

“Aku seharusnya membeli yang versi saku saja. Pasti lebih instan untuk dicerna.” ucap Rogart sambil mengelus perutnya dengan lembut. “Lihat perutku yang lucu ini.”

“Makanan yang sangat lezat sekali, terima kasih sudah mentraktirku Rogart. Uang jajanku pasti habis kalau ku pakai untuk membeli semua ini.” Lucas beberapa manisan yang masih belum ia makan. “Maksudku semuanya—bukan hanya ini.”

Lihat selengkapnya