Lucas berhasil melapisi seluruh tubuhnya dengan energi yang berhasil ia kumpulkan sebelumnya. Entah seberapa banyak energi yang berhasil dikumpulkan Lucas, dalam rencananya saat ini ia berpikiran untuk menggunakan seluruhnya sebagai jaring penangkap.
Guna mencegahnya jatuh menyasar warga sipil yang sedang berlarian karena panik. Lucas mencoba menahan seluruh beban pohon sintetis ini dengan semua energi yang ia punya.
Dalam pelatihannya bersama Rogart, tidak ada sama sekali pelajaran tentang mengubah energi menjadi ke berbagai bentuk, apalagi akan digunakan sebagai penahan beban seberat pohon sintetis.
Lucas memusatkan seluruh energinya ke tangan. Kemudian ia tangkupkan kedua tangannya, saat ia buka, tercipta sebuah jaring yang semakin ia lebarkan tangannya semakin besar pula jaring itu.
Jaring itu terbuat dari kumpulan energi. Orang biasa, yang sama sekali tidak pernah mempelajari energi tidak akan bisa melihat jaring itu sebagai jaring yang spesial.
Orang awam hanya akan melihatnya sebagai jaring yang dibuat dari tali biasa. Nyatanya, jaring yang dibuat Lucas sepenuhnya terbuat dari kumpulan energi. Meskipun begitu, jaring yang dibuat Lucas tetap tidak bisa menahan pohon itu seutuhnya. Se-lebar dan sebesar apa jaring yang ia buat, beban dari pohon itu masih belum bisa ditahan dengan jaring buatan Lucas.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Lucas terus mengalirkan energinya ke jaringnya tanpa henti. Saat kakinya menapakkan ke tanah, kakinya sedikit goyah. Lucas memaksimalkan tangannya untuk melebar sehingga jaring itu juga ikut melebar. Namun itu bukan masalah utamanya. Karena masalah utamanya adalah di beban pohon itu.
Karena ini pohon sintetis makanya ini menjadi lebih berat dari pohon aslinya. Ditambah pohon ini memiliki ukuran yang sangat besar, juga sangat tinggi. Didesain sebagai sintetis agar memiliki banyak fungsi. Dan semua fungsi itu berada di pucuk hingga akar pohon ini. Sayangnya Lucas tidak tahu menahu tentang ini, tetapi untuk berpikiran menghancurkan pohon ini seharusnya tidak ada dalam benaknya.
Sebuah komet tiba-tiba datang dan melintasi langit secara horizontal menuju pohon itu. Komet itu menabrak pohon dengan keras dan menimbulkan getaran yang kuat dari ujung hingga ke ujung. Api dari komet itu membakar batang pohon untuk beberapa saat, namun hilang sendiri setelah gagal membakarnya.
Pohon itu kemudian berhenti jatuh dan seolah berhasil ditahan oleh jaring buatan Lucas. Di bawah sana, Lucas tersenyum lega dan senang melihat usahanya tidak sia-sia. Dalam kondisi ini Lucas belum menurunkan kedua tangannya. Ia masih percaya kalau pohon itu berhenti jatuh berkat jaring yang dibuatnya.
Setelah beberapa saat ia baru menyadarinya, ada sesuatu seperti titik hitam di sana. Yang seolah sedang menahan pohon itu agar tidak jatuh. Lucas kemudian mengalihkan semua energi ke tangan kanannya dan mengambil lensa berbentuk persegi, lalu menaruhnya tepat di depan mata kirinya. Kini Lucas tahu siapa yang sedang melambai ke arahnya sambil menahan pohon itu jatuh. Itu adalah Renga. Dengan mudahnya ia menahan pohon besar itu sendirian ditambah sambil melambai dengan santainya kepada Lucas.
“Paman Renga?” mengetahui ada pamannya yang sudah membantunya, Lucas merasa bantuannya sudah tidak diperlukan lagi. Bersamaan dengan itu, Lucas terduduk lemas. Tampaknya energinya sudah terkuras habis. Dia tampak terengah-engah sambil berbaring di sana.
Mengesampingkan orang-orang yang sudah pergi melarikan diri, Renga melihat kesempatan bagus saat mengetahui bahwa semua yang ada di dalam pohon itu sudah diamankan. Namun ia langsung kecewa saat mendapat larangan atas rasa antusiasnya.
Perintahnya sendiri datang dari temannya yang sekaligus sebagai orang yang bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang dibuat Renga. Seperti yang diketahui, sebagai seorang teman merupakan hal yang wajar mengetahui isi pikiran satu sama lain.
Erwin menjadi salah satu orang yang sangat mengenal Renga. Dia sangat tahu kalau Renga tidak pernah menyukai pohon sintetis itu bahkan sejak dulu.
“Berhentilah melakukan hal-hal konyol. Aku tahu apa yang mau kau lakukan. Ada banyak mata yang memandang, kau pikir kau bisa lolos? Pikirmu kau sebatang kara? Pikirkan orang yang ada di sekitarmu. Jadilah dewasa.” ucapnya, berbicara kepada Renga melalui alat komunikasi yang disematkan di telinganya.