Sejenak suasana menjadi hening. Serangan yang dilakukan Jet menunjukkan itu adalah serangan skala besar. Tentu serangan itu tidak sedikit menguras energi Jet yang baru saja memulihkan diri. Rasa lelah luar biasa menjalari tubuh Jet. Kini tubuhnya lemas dan terasa sangat letih. Dalam posisinya saat ini bahkan ia kesulitan untuk berdiri tegak di tempatnya. Kedua kakinya gemetar walau hanya berdiri diam saja.
“....”
Suara gemeretak batu berjatuhan terdengar, Jet menaruh seluruh perhatiannya ke sana. Matanya sayu menatap dengan pasrah ke arah itu. Jika serangan seperti tadi tidak cukup untuk mengalahkannya, maka ia tidak mungkin bisa mengalahkannya.
Jet terhuyung jatuh bersimpuh karena kehilangan tenaga pada kakinya. Perlahan ia mulai kehilangan kesadaran. Namun dalam penglihatan yang memburam, Jet melihat sesosok yang berdiri tegak di hadapannya. Ia memegang pedang besar dan berdiri dengan gagah sambil menggenggamnya.
“Biar kami yang urus Jet.” Ucapnya. “Ayo, Lucius.”
Lucius berjalan dari belakang Jet dan melewatinya sambil menepuk pundaknya.
“Percayakan pada kami.” Katanya, lalu berhenti di samping Lucas.
“Apa rencananya?”
“Serang dia tanpa jeda.” Jawab Lucius.
“Oke.” Lucas bersiap-siap. Lucius dan Lucas bersiap dengan energi yang sudah terpusat pada mereka.
Udara di sekitar mereka terasa menjadi lebih padat dari sebelumnya, sekumpulan energi mengerubungi mereka berdua secara alami. Seperti memiliki gravitasi kumpulan energi itu mendekat dan mengelilingi Lucas dan Lucius.
Pecahan energi itu sepertinya milik Djak yang hancur. Entah apa yang terjadi sehingga membuat pecahan energi itu bukannya kembali ke Djak malah mendekati Lucas dan Lucius. Dibalik ketidaktahuannya, Djak tetap berdiri meski keheranan. Badannya terluka cukup parah karena serangan Jet. Terdapat Lubang yang hampir membuat lingkaran penuh di bagian perut dan dadanya. Serangan itu jelas menghancurkan tubuhnya dengan fatal jika dia tidak memakai mantel energi.
Dengan mantel itu, Djak sekarang dalam proses pemulihan. Meski begitu bukan berarti Djak tidak bisa meladeni Lucas dan Lucius secara bersamaan. Djak termasuk orang yang memiliki fisik di atas rata-rata, keinginan kuatnya dalam pertarungan membuatnya punya sifat keras kepala.
Pemulihan yang dilakukan Djak tidak instan meski menggunakan energi. Karena Djak tidak membuat bentuk itu sebagai pemulihan dari awal. Bentuk mantel dipilih Djak karena fleksibel dalam pertarungan. Tanpa dia harus berkonsentrasi sejumlah energi yang dia bentuk menjadi mantel mampu memberikannya pemulihan selama mantel itu tetap berada di tubuhnya. Tapi kini mantel itu memiliki pecahan yang diakibatkan oleh serangan Jet, dan diperparah pecahan itu tidak kembali membentuk mantel yang dipakainya melainkan pergi ke arah Lucas dan Lucius seolah gravitasi menariknya.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi ini bukan pertanda baik.” kata Djak. Dan saat itu juga Lucas dan Lucius mulai menyerang.
Lucas berlari sambil menyeret pedang besarnya. Di sisinya, Lucius ikut berlari mengimbangi sambil merapal mantra. Lucas tampak tidak terpengaruh dengan ukuran dari pedang itu. Ia menyeretnya seperti tanpa beban.
Geata fosgailte! “Lucas! Masuklah,” Lucas mengangguk dan berlari memasuki lubang hitam dengan mantap meski ia tidak tahu apa itu dan bagaimana cara kerjanya. “Leig seachad.”
Lucius mengarahkan fokusnya ke area sekitar Djak. Tidak lama kemudian awan hitam yang menggulung-gulung muncul di samping Djak dengan kilat-kilat yang menyambar tanah. Sekejap Lucas keluar dari gumpalan awan hitam itu, dia melompat sambil membawa pedang besarnya. Lalu mengarahkannya ke Djak yang masih dalam pemulihan.
Proses pemulihan Djak hampir sepenuhnya selesai, tapi Lucius tahu itu bukan hal yang baik. Membiarkan musuh menyembuhkan diri bisa berakibat fatal. Maka dari itu Lucius mencoba mempersingkat jarak dan waktu agar Djak tidak melakukan pemulihan sepenuhnya.
Sebagai serangan awal Lucius menyerahkannya pada Lucas yang saat ini sedang beradu langsung dengan Djak. Sementara serangan pertama berlangsung, Lucius menggunakan energinya untuk mendeteksi apakah masih ada sosok tak terlihat itu di sekitar Djak.
Setelah memastikan Djak tidak mempunyai senjata tak terlihatnya, Lucius kemudian berfokus menggunakan energinya untuk mengendalikan kemampuannya. Menggunakan baik kemampuannya, kemampuan turunan, dan sihir, ketiganya memerlukan tingkat fokus tertentu dan pengendalian energi yang terarah.
Penggunaan sihir selesai dilakukan, sekarang Lucius akan berganti menggunakan energi dan fokusnya untuk mengendalikan kemampuan turunannya. Kemampuan untuk memotong apapun yang bersifat materi, yang ia dapat dari ayahnya.