Hale: “Oke. Aku akan menemuimu segera setelah aku menyelesaikan jadwalku.”
Sebagai pacarnya selama hampir dua tahun, TX Boxing tidaklah asing di telinga Hale.
Pesan diatas, Mina tidak mengetahuinya karena begitu dia selesai membalas, ponselnya langsung dimasukkan ke dalam tas. Mina meninggalkan apartemennya pukul 10 malam.
Dia pergi ke TX Boxing sendirian dengan mobilnya. Dia keluar dengan jaket merah muda dan celana training hitam. Memakai topi dan masker hitam dengan tas punggung yang melekat padanya. Dia berkendara selama setengah jam.
Sekarang ini, gemerlap cahaya malam kota menerangi kota dan jalanan yang ramai dipenuhi kendaraan. Walaupun hari sudah malam dan udara malam terasa dingin, tidak menyurutkan minat warga kota untuk keluar rumah sekadar minum kopi ataupun jalan-jalan malam dan kegiatan lainnya.
Di sudut dan lokasi tertentu di pusat kota, sebuah bangunan besar dengan papan nama yang diterangi lampu, membuatnya menonjol dari bangunan lainnya.
Mobil Mina terparkir di samping gedung.
Saat dia tiba, dia disambut oleh pelatihnya, Edric.
Edric saat ini sedang membereskan beberapa peralatan yang baru saja digunakan bersama anak buahnya. Dia sudah menjalankan klub ini hampir 15 tahun. Karena itu, dia tampak profesional sebagai pelatih dan olahragawan, tubuhnya sangat bagus dan kekar.
Klub ini adalah klub terbaik di kota. Peralatan dan fasilitasnya sangat lengkap. Karena itu, biaya bulanan untuk keanggotaan klub sangat mahal karena memang klub ini diperuntukkan untuk klub kelas atas jadi orang-orang yang bekerja di sini sangat ahli.
Bahkan tata letak klub juga memberikan nuansa di atas standar.
“Yo! Artis cantik kita akhirnya tiba.” sapaannya membuat para anak buahnya menghentikan aktifitasnya sebentar. Mereka semua menyambutnya dengan ramah. Tentu saja, bulan kemarin adalah tepat 3 tahunnya Mina bergabung dengan klub dan dia adalah anggota tetap dan sangat loyal.
Mina hanya tersenyum tidak berdaya saat mendengarnya. Dia meletakkan tas punggungnya dan berkata, “Bagaimana kabar klub akhir-akhir ini, Pelatih? Sudah sejak lama aku datang terakhir kali, ‘kan?”
Edric memiringkan kepalanya sedikit, berpikir, “Yah, seingatku kau datang sebelum promosi dramamu.” dia melanjutkan, “kau mau berlatih di atas ring atau ..?”
“Aku ingin di atas ring. Karena sudah lama tidak datang, aku mungkin sudah melupakan beberapa gerakan, jadi, apa Pelatih bisa mengajariku lagi?” tanya Mina.
Pertanyaan Mina membuat Edric tidak setuju, “Hei, apa yang kau katakan? Kau adalah petinju wanta nomor 1 yang tidak tertandingi. Maksudku untuk kelas wanita, haha.” dia menambahkan dengan sedikit bercanda, “sebelum kau melakukan promosi, kau bahkan sempat ikut bertarung di kompetisi elite dan memenangkan tempat pertama. Aku bahkan yang menemanimu saat itu, bagaimana mungkin kau melupakannya?”
“Pelatih, kau terlalu memujiku sampai ke langit. Aku jadi malu mendengarnya.” Mina berhenti sejenak, sebelum melanjutkan, “Sebenarnya, emosiku sangat tidak stabil sekarang. Jadi, aku butuh seseorang seperti Pelatih untuk mengontrol emosiku.”