“Kenapa kau terburu-buru? Kau punya janji lain setelah ini?” Mina mengerutkan dahi saat dia menempatkan pantatnya di kursi dan setelah berbicara dia mulai meneguk minumannya. Dia bertanya seakan-akan dia peduli.
Hale juga tidak bodoh. Dia tahu kalau ada perubahan dalam diri Mina melihat dari bahasa tubuhnya tetapi dia tidak yakin apa itu.
Hale mendekatinya, duduk di sebelahnya. Dia berkata dengan tenang, “Tidak, aku sama sekali tidak punya janji setelah ini. Hanya saja,” Hale sengaja berhenti. Dia menatap Mina dengan pandangan penuh cinta, “aku penasaran dengan apa yang akan kau katakan padaku.”
Saat dia mengatakan ini, dia mendekatkan wajahnya pada Mina.
Mina tahu apa maksudnya. Awalnya dia sempat terpesona namun saat tersisa beberapa cm jaraknya, dia teringat adegan tadi siang di anak tangga. Tentang Hale yang ternyata selama ini memanfaatkannya, yang mengkhianati cintanya, yang berciuman dengan wanita lain. Segalanya!
Pada akhirnya, ini hanya menyadarkannya bahwa dia yang satu-satunya tersakiti di sini.
Memikirkan semua itu, ekspresi di matanya segera berubah menjadi dingin dan lebih dingin. Dia menghentikan aksinya dengan menekan botol minumnya pada Hale sebagai penghalang jarak mereka. Tepat di depan wajahnya.
Mina berkata dengan dingin, “Aku tidak ingin melakukannya sekarang.”
Hale terdiam. Dia berpikir mungkin Mina malu karena masih ada beberapa orang di sekitar mereka. Dia hanya mengangguk dengan canggung. Dia merasa sedikit malu tetapi dia berusaha sok keren. “Oke, apa kau mau ganti baju?”
Hale bertanya saat Mina langsung mengeluarkan beberapa pakaian ganti. Mina mengangguk.
Mina bisa saja memilih tidak berganti pakaian tetapi kulitnya terasa sangat lengket karena keringat dan itu membuatnya tidak nyaman.
“Aku akan menunggumu di sini,” ucap Hale lagi. Mina mengabaikannya.
Saat Mina benar-benar menghilang dari pandangannya, Hale menerima sebuah pesan. Dari Audie.
“Kau sudah mengatakannya?”
Hale segera membalas: “Belum, waktunya kurang tepat untuk membicarakannya.”
Audie membalas pesan itu dengan cepat. Kali ini ada nada marah di dalam pesannya. “Aku tidak peduli. Malam ini kau harus putus dengannya!”
“Aku tahu. Aku tahu. Aku akan melakukannya. Pasti. Percayalah padaku.” Hale berusaha menyakinkannya sebaik mungkin tetapi Audie masih mendesaknya dan tidak mempercayainya.
Menghadapi ini, Hale mulai malas untuk membalas pesannya. Dia segera menyimpan ponselnya ke dalam saku.
Setengah jam kemudian, Mina kembali dengan penampilan segar. Di mata Hale, Mina terlihat sangat cantik saat ini. Kecantikannya bahkan tidak bisa dibandingkan dengan wanita lain manapun. Meski begitu, dia lebih menyukai Audie daripada Mina. Menurutnya, Audie jauh lebih membuat dirinya nyaman dan dia tidak sesibuk Mina. Sehingga lebih mudah untuk bertemu.