Keesokan paginya, parkiran rumah sakit masih dipenuhi oleh Desire dan para reporter. Bahkan mungkin sedikit lebih banyak dari beberapa jam yang lalu. Mereka masih menunggu kabar terkini dari pihak Mina cs. Namun sayangnya belum ada kabar baik yang diumumkan sejak yang terakhir.
Bahkan setelah pihak Golden Awards mengumumkan bahwa mereka akan tetap menyelenggarakan pesta penghargaan malam ini, itu masih kalah popularitas dengan berita Mina. Berita Mina masih menjadi yang teratas. Dunia internet saat ini benar-benar dipenuhi dengan kata-kata doa untuk Mina. Intinya, sama seperti kemarin malam, mereka masih berharap Mina akan sembuh.
Menerima kenyataan bahwa Mina harus berjuang antara hidup dan mati, Manajer Jun memutuskan untuk tetap tinggal di sisinya. Karena dia tidak diperbolehkan untuk masuk maka semalaman dia tidur di bangku koridor. Mina memang asetnya, tetapi juga seperti adiknya. Mina tidak punya siapa-siapa di sisinya. Orang tuanya sudah lama meninggal dan sejak kecil diasuh oleh neneknya. Neneknya meninggal pada waktu dia duduk di bangku sekolah dasar.
Bisa dikatakan, di dunia yang kejam ini, dia berjuang sendirian, mencari uang sendirian.
Ketika dia melihat, Mina masih terbaring dengan infus dan selang oksigen di tubuhnya, Manajer Jun mulai teringat saat mereka pertama kali bertemu.
Saat itu, di langit yang cerah seperti hari ini, Manajer Jun pergi hunting untuk mencari calon aktris muda yang akan dia pilih untuk berada dibawah bimbingannya. Dia mencari bakat-bakat muda di sekitar sekolah. Saat dia berkeliling, dia melihat seorang gadis muda menunjukkan senyumannya yang merekah saat dia membeli jajanan cilok di dekat sekolahnya setelah pulang sekolah. Waktu itu, Manajer Jun tertarik dengan senyumannya yang cantik dan manis. Namun dia tidak menawarkannya untuk menjadi seorang aktris segera. Dia masih harus menimbang beberapa hal sebelum benar-benar merekrutnya.
Mina saat itu memiliki kulit yang putih bersih, rambutnya yang dikucir kuda tampak tidak terikat rapi namun dia memiliki postur tubuh yang bagus.
Manajer Jun memutuskan untuk mengajaknya bergabung saat liburan sekolah dan setelah berbicara dengan agensi. Awalnya, Mina tidak langsung setuju. Dia bertanya secara mendalam tentang dunia hiburan dan merasa dirinya, Mina, tidak berbakat di dunia akting. Manajer Jun berusaha menjelaskannya dengan baik. Bahwa meskipun dia tidak berbakat, perusahaan akan memberikan pelatihan secara rutin. Manajer Jun juga memberinya waktu untuk berpikir.
Setelah seminggu, Mina akhirnya menyetujui untuk ikut dengannya.
Memikirkan ini semua, Manajer Jun merasa waktu telah berlalu dengan cepat. Dan waktu-waktu yang mereka lalui bersama terasa berharga. Dia mengawal dan mendampingi Mina; dari yang tidak percaya diri menjadi cantik dan bisa sampai di titik ini ke dunia akting. Dia menjaganya dan melindunginya, ah, tidak, Manajer Jun merasa gagal saat menatap Mina terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Jika saja, kemarin malam, dia sedikit lebih keras pada Mina untuk dikawal pengawal pribadinya. Mina mungkin tidak akan berbaring di rumah sakit sekarang.
Manajer Jun tertunduk lesu. Ekspresinya sangat sedih dan rasa penyesalan hinggap di hatinya. Dia benar-benar kacau saat ini namun tiba-tiba saja seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dengan lembut.