Ketika Easter berjalan terburu-buru, dia melewati lapangan basket outdoor, sebuah bola bergulir mengenai kakinya. Easter menunduk dan melihat itu adalah bola basket.
Seseorang mulai berteriak padanya, “Hei, cantik, bisakah kau mengoper bolanya pada kami?”
Easter berpaling dan ingatannya kembali bekerja setelah menatap orang yang berteriak padanya. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Barnes. Dia adalah sumber masalah untuknya karena dia, Easter yang dulu, mengalami kecelakaan dan menjadi tidak sadar selama beberapa hari.
Dilihat dari cara dia memanggilnya, sepertinya dia tidak mengenalinya. Yah, itu bagus.
“Hei, kenapa kau diam saja? Barnes baru saja mengatakannya. Apa kau tidak bisa mendengarnya?” temannya ikut menyahut.
Easter hanya melirik bola basket di bawahnya tanpa penuh minat. Kemudian, dia melirik dua orang itu dan berkata dengan tidak peduli. “Apa kau tidak punya tangan? Ambilah sendiri.” setelah itu, Easter pergi meninggalkan mereka. Dia bahkan tidak repot-repot untuk menyentuh bola basket itu.
Dua orang itu terperangah melihat tindakan Easter. Salah satu temannya berkata dengan tidak percaya, “Apa gadis itu sudah gila? Apa dia tidak tahu siapa Barnes kita?”
“Mungkinkah gadis itu mahasiswi baru?”
“Mungkin saja, tetapi sepertinya gadis itu terlihat tak asing.”
Barnes diam saja. Dia hanya menatap gadis itu yang perlahan hilang dari pandangannya.
***
Di waktu yang sama, Gina baru saja selesai berbelanja dengan teman asramanya. Mereka membawa banyak kantong belanjaan di masing-masing tangan mereka. Mereka sepertinya baru saja kembali dari bersenang-senang.
“Gina, kau memang yang terbaik!”
“Benar, tidak ada yang lebih baik dari Gina kita.”
“Gina, sering-seringlah mentraktir kita berbelanja seperti ini. Kehidupan kampus kita sangat sulit, jadi kita harus sering memanjakan diri agar tidak stress.”
Tiga teman asramanya memberi pujian dengan reaksi besar. Gina adalah yang paling kaya diantara mereka. Jika Gina melakukan sesuatu, mereka harus memujinya atau jika tidak mereka tidak akan sering pergi jalan-jalan. Gina tipe orang yang tidak bisa dikalahkan.
Mereka sudah berteman sejak sekolah menengah jadi mereka tahu dengan baik bagaimana karakter Gina. Dulu, beberapa bulan sebelum mereka masuk ke universitas, ada seorang siswi yang suka mereka gertak. Karena tidak tahan, siswi itu melapor ke pihak sekolah. Keluarga Gina sedikit punya pengaruh di sekolah jadi alih-alih memarahi Gina, pihak sekolah justru mengeluarkan siswi itu dan Gina membuat berita itu tersebar ke seluruh daerah. Sehingga siswi itu kesulitan mencari sekolah baru. Belum lagi siswi itu punya latar belakang keluarga miskin. Entah bagaimana keadaannya sekarang.