Crush On You

Blue Shine
Chapter #13

Easter Mengikuti Drama Kampus 2

Menjelang matahari tenggelam, Easter keluar dari kamarnya dan pergi meninggalkan kampus dengan menaiki taksi. Malam ini dia harus ke apartement lamanya dan mengambil ponselnya. Bagaimanapun, dia tidak rela bila Hale tidak mengembalikan uangnya segera. Bahkan jika itu sampai terjadi, dia sudah memutuskan untuk terus mengejarnya sampai hutangnya lunas.

Dari belakang, seseorang terkejut ketika melihat Easter keluar dari kamar. Dia harus menggosok matanya sebelum benar-benar yakin. Dia buru-buru segera kembali ke kamarnya. Dia membuka dan menutup pintu dengan keras. Semua teman sekamarnya sampai terkejut dan sedikit kesal atas tindakannya ini.

“Apa kau tidak bisa menutup pintu dengan pelan? Apa kau tidak tahu kalau aku sedang memakai masker.” Gina memarahinya dengan kesal. Maskernya sudah setengah jalan, dia takut itu akan rusak.

“Benar, kau mengganggu kami saja.”

“Kau harus bertanggung jawab jika pintu asrama rusak, dan harus menangani Bibi asrama yang marah.”

Semua teman sekamarnya juga melakukan kegiatan yang sama; memakai masker dan memarahinya tanpa mengetahui apa sebabnya dia melakukan itu.          

Namun dia tidak mengindahkan kekesalan mereka. Karena ini jauh lebih penting dari perawatan mereka. Dia berkata, “Kalian harus tahu, aku baru saja menemukan fakta baru. Aku yakin kalian akan sangat terkejut mendengarnya.”

Cara berbicaranya sangat yakin, misterius dan sedikit mengundang penasaran.

Dia berkata lagi, “Kalian tahu, siapa wanita yang tadi siang bersikap kurang ajar pada Gina? Dia ternyata tinggal di kamar 2044!”

Hening.

Mereka menatapnya hampir bersamaan dengan rahang terjatuh. Mata mereka melebar, dan masker mereka rusak. Mereka semua sangat tahu dan mengenal siapa yang tinggal di kamar 2044. Bahkan semua penghuni asrama perempuan juga tahu tentang ini.

“Apa!” mereka berteriak bersamaan, lagi.

Temannya ini menyakinkan mereka lagi. Dia berkata dengan penuh percaya diri. “Ini benar. Aku melihatnya sendiri. Aku baru saja melihatnya keluar dari kamar itu. Gadis yang bermasalah denganmu adalah Easter! Easter Barbara.”

Ini merupakan kejutan terbesar di hari ini!

Sampai detik ini, mereka tidak menyangka bahwa gadis cantik itu adalah Easter. Gadis itu berpenampilan menarik; sama sekali tidak terlihat seperti Easter. Dia memiliki wajah yang cantik. Juga berpenampilan menarik. Easter biasanya hanya memakai jaket hitam, celana jeans dan sepatu kets. Rambutnya terurai dan matanya tertutup poni.

Mereka jelas orang yang berbeda.

“Kau yakin? Itu mungkin saja saudaranya atau temannya, bukan?” salah seorang meragukannya. Dia berpaling dan bertanya pada Gina, “Gina, apa orang itu saudaramu? Apa kau pernah melihatnya sebelumnya?”

“Dia bukan saudaraku. Aku sangat jijik mengatakan ini, tetapi, yah, Easter hanya punya 3 saudara; aku dan dua anak bocah kembar. Easter tidak memiliki teman, kalian tahu ini bukan. Bagaimana dia bisa tiba-tiba memiliki teman saat penampilannya begitu menjijikkan dan menakutkan? Siapa yang mau berteman dengan orang seperti itu?” ucap Galuh.

“Lalu, jika orang itu bukan teman ataupun saudaranya berarti dia memang Easter?!”

Seandainya itu benar-benar Easter, mereka tidak berpikir bahwa Easter akan pulih secepat ini. Beberapa hari yang lalu, mereka mendengar kalau Easter mengalami koma karena kejadian itu. Mereka sempat merasa takut namun Gina dan Barnes meyakinkan mereka untuk tidak terlalu khawatir. Mereka akan menggunakan koneksi mereka untuk menutup kasus jika ada penyelidikan atas kasus Easter.

Begitu mereka mendengar Easter selamat dari hidup dan mati, ekspresi mereka seperti melihat orang mati telah hidup lagi.

“Bagaimana bisa, jika dia adalah Easter, mengapa penampilannya langsung berubah begitu keluar dari rumah sakit?” Gina tidak bisa tidak penasaran. Tadi siang, tidak hanya penampilannya namun juga sikap dan cara bicaranya sangat jauh berbeda dengan Easter yang lama. Ini membuatnya sedikit curiga.

Mungkinkah seseorang bisa berubah dalam sekejap setelah mengalami koma?

“Gina benar. Ini sangat aneh. Bahkan dia berani memutar tangan Gina. Easter yang dulu tidak akan berani melakukannya, ‘kan?”

“Iya, bahkan tatapannya saat bicara pun, jelas bukan Easter yang dulu. Dia menjadi berani setelah keluar dari rumah sakit.”

“Kita harus mencari tahu.” kata Gina mantap.

Perbincangan mereka, Easter tentu tidak mendengarnya. Sekarang ini, Easter sudah tiba di gedung apartemennya. Dia langsung berjalan menuju nomor apartemennya.

Lihat selengkapnya