Sementara itu, Gina cs dan Barnes cs sedang berkumpul bersama di suatu tempat. Tempat itu cukup tertutup dan tidak banyak orang datang. Itu layaknya markas rahasia mereka.
“Jadi, gadis yang waktu itu adalah Easter? Easter Barbara?” salah seorang berteriak tidak percaya.
Yup, mereka tengah membicarakan Easter yang menolak memberikan bola basket pada mereka. Mereka juga sama terkejutnya dengan Gina cs sat mengetahui fakta ini, sampai kehlangan kata-kata. Hasilnya, tentu saja Barnes cs sedikit sulit untuk mempercayainya meski berita itu sudah menyebar.
“Aku sungguh melihatnya sendiri. Dia keluar masuk dari kamar itu.” kesaksian teman Gina tidak bisa membuat Barnes cs mempercayainya sepenuhnya.
“Mungkin saja itu adalah teman atau saudaranya yang lain,” kata Barnes.
Kenyataan bahwa Easter bisa berubah menjadi angsa terlalu mengejutkan dirinya.
“Sayang, aku juga melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.” Gina menambahkan, “bahkan kemarin malam, aku sudah memastikannya sendiri. Apa kau lupa bahwa dia sama sekali tidak memiliki teman. Bahkan jika dia memiliki teman, aku yakin, temannya tidak akan jauh berbeda dengan Easter. Juga, dia tidak memiliki saudara lain, aku benci mengatakan ini tetapi hanya aku saudara perempuannya.” Gina menjelaskan panjang lebar pada Barnes.
Melihat ekspresi Barnes, Gina melanjutkan, “Namun yang masih menjadi pertanyaanku adalah, bagaimana dia bisa berubah 180 derajat segera setelah keluar dari rumah sakit. Aku sama sekali tidak mengerti tentang satu ini.”
“Benar. Kalian juga harus tahu kalau kemarin siang dia telah menabrak Gina. Heh, dia yang salah namun dia berani membalas Gina dan memutar lengannya. Seolah-olah dia sama sekali tidak takut pada kita.”
“Dia bertindak dengan begitu sombong.”
Ketika Barnes cs mendengarkan pengakuan mereka, ini juga membingungkan.
Teman Barnes berucap, “Bisa jadi dia lupa ingatan, ‘kan? Aku pernah mendengar bahwa dia sempat mengalami koma beberapa hari.”
Gina menyangkal, “Aku rasa tidak. Karena jika dia lupa ingatan, bagaimana dia bisa tahu dia tinggal di kamar mana. Terlebih lagi, dia bahkan tidak bertanya pada Bibi asrama tentang itu.”
Tadi pagi, dia sempat melihat beberapa siswi bertanya pada Bibi asrama tentang Easter. Semenjak pertengkarannya dengan Easter, banyak orang penasaran dengan identasnya. Bibi asrama menjawab dengan pasti bahwa itu memang Easter Barbara.
Hasilnya, bisa ditebak. Semua orang menjadi gempar!