Crystal Snow

Pyoo
Chapter #2

Harapan?

"Jangan panggil aku sembarangan!"

Jimin dengan cepat mengangkat tangannya.

Plak...

Bukan, bukan Jimin yang menampar gadis itu melainkan Liana. Memang, Liana dengan sigap mencekal lengan kakaknya yang hendak menampar seorang gadis, ia tidak ingin kakaknya itu dicap sebagai seorang pria kasar. Dan pada akhirnya Liana lah yang melanjutkan aksi kakaknya, menampar seorang gadis sialan yang telah mengganggunya.

Semua mata menatap terkejut ke arah Liana. Bagaimana tidak? Liana adalah siswa baru yang sama sekali belum dikenal dan sekarang dia membuat keributan dengan seorang Kang Seulgi, anak dari salah satu pemilik saham terbesar di sekolah yang mereka tempati.

"KAU!" pekik Seulgi tak terima, ia berniat untuk membalas tamparan Liana. Namun, sebuah tangan menahannya.

"Kau tidak pantas menyentuhnya dengan tangan kotormu ini."

Semua orang semakin terkejut saat melihat pemilik tangan itu, Jeon Jungkook.

Grep...

Liana memang tidak mendapat tamparan dari Seulgi. Namun, ia mendapatkan sesuatu yang lebih menyeramkan, tarikan kasar dari Yoongi yang entah akan membawanya kemana.

"Bersihkah wajah dan rambutmu!"

Itulah ucapan yang dikeluarkan Yoongi setelah menghempaskan tangan Liana dengan kasar. Kalian tahu kemana Yoongi membawa Liana? Toilet wanita. Ya, Yoongi memasuki toilet wanita lalu menguncinya dari dalam. Untung saja toilet itu sedang kosong.

Liana malah menatap Yoongi dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia sendiri bingung apa makna dari tatapannya untuk pemuda yang berstatus sebagai kakaknya itu.

Yoongi memejamkan matanya kuat - kuat lalu membukanya bersamaan dengan helaan napas.

Sedikit melunak, ia mendorong lembut punggung Liana untuk memasuki salah satu bilik lalu menutupnya. "Bersihkan wajah dan rambutmu!"

Brak...

Setelah itu, suara pintu toilet yang ditutup dengan kasar menggema di dalam toilet.

Liana melakukan perintah dari kakaknya itu dengan rasa sesak yang membelenggu jantungnya. Tak begitu lama, gadis itu sudah keluar dari bilik toilet dan menatap pantulan wajahnya di cermin seraya mencuci tangannya di wastafel.

"Lepaskan seragammu!" dapat Liana lihat dari pantulan cermin, Yoongi tengah berdiri di belakangnya dengan tangan yang memegang sebuah kemeja putih dan jaket hitam miliknya.

Liana berbalik lalu mengulurkan tangannya. "biar aku pakai."

"Lepaskan!"

Yoongi tidak memberikannya membuat Liana mengepalkan tangannya. "Aku bisa memakainya sendiri."

"Apa kau tuli?"

Sejenak memejamkan matanya dengan kuat, pada akhirnya Liana mengalah. Gadis itu mulai melepaskan almamater dan kemeja seragamnya sehingga menampilkan kaos putih polos yang memang selalu ia pakai sebagai dalaman. Itu memang sudah menjadi kebiasaannya, ia berpikir jika tidak memakai kaos, kemeja seragamnya itu akan tembus pandang.

Yoongi mendekati adiknya dan memakaikan kemeja itu. Ia memang mengetahui kebiasaan adiknya, jadi tidak heran jika Yoongi memerintah Liana untuk melepaskan seragam dihadapannya.

Yoongi menyampirkan jaketnya ke bahu sang adik. "Almamater harus dibuat dulu, jadi pakai saja ini sampai almamater yang baru selesai dibuat."

Napas Liana bergemuruh kala Yoongi merebut seragam kotor ditangannya, mata gadis itu terus mengikuti gerak - gerik Yoongi yang saat ini sedang membuang seragamnya ke tempat sampah.

"Oppa," panggilnya.

"Hm?" tanya Yoongi sambil memasangkan tanda nama Liana yang tadi ia ambil dari almamater gadis itu sebelum dibuangnya.

"Kau selalu membuatku bingung," lirih Liana seraya menubrukan tubuhnya ke tubuh Yoongi, memeluknya.

Yoongi embalas pelukan itu singkat lalu merenggangkannya, melihat wajah adiknya itu.

"Maafkan keegoisanku," ucapnya seraya mengelus lembut pipi Liana. Setelah itu, Yoongi benar - benar pergi meninggalkan Liana.

Untuk apa meminta maaf karena kau mencintaiku? batin Liana yang saat ini menatap punggung tegap kakaknya.

❄❄❄

Lihat selengkapnya