Liana tengah berdiri dihadapan cermin, menatap kosong pantulan wajahnya.
Tok... Tok... Tok...
"Lian-ah, ayo sarapan!" uap Jimin yang kini menjembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Liana setelah mengetuknya.
"Apa aku harus mengulang jawaban yang sama setiap pagi?" tanya Liana tanpa menatap kakaknya itu.
Jimin lantas tersenyum, ia mendekati adiknya, menggenggam tangan gadis itu lalu menariknya.
"Ibu sedang menyusul ayah ke Indonesia, jadi kau bebas sampai seminggu ke depan."
Liana hanya menghela napas pasrah saat Jimin kembali menariknya hingga sampai di meja makan.
"Duduklah!" ucap Jimin sambil menarik kursi untuk diduduki Liana. Namun, Liana malah terdiam menatap Yoongi yang dengan santainya memakan sehelai roti sambil menatap layar ponsel tanpa mempedulikan kehadirannya.
Merasa diperhatikan, Yoongi pun mengalihkan padangannya dari layar ponsel. Alisnya terangkat sebelah. "Ada yang aneh dengan wajahku?"
Suara dingin yang menusuk telinga itu sukses membuat Liana tersadar bahwa sepasang mata elang tengah menatapnya heran saat ini.
"Tidak, hyung! Wajahmu itu tidak aneh, yang aneh itu sikapmu! Bagaimana bisa kau bermain ponsel saat sedang makan?!" tegur Jimin yang masih setia memegangi kursi untuk diduduki Liana.
Yoongi bangkit dari duduknya. "Aku sudah selesai." ucap Yoongi seraya berjalan meninggalkan kedua adiknya itu.
"Aish, sudahlah! Cepat duduk dan makan, Lian-ah!"
Dan pada akhirnya kedua kakak beradik itu makan dalam keadaan hening.
❄❄❄
"Lian-ah, ayo ke kantin bersamaku!"
Tepat setelah bel istirahat berbunyi, Hoseok langsung menghampiri Liana yang sedang memasukan bukunya ke dalam tas.
Liana menatap Hoseok sekilas lalu menggeleng membuat Hoseok memajukan bibirnya. Apakah gadis ini mengidap penyakit kepribadian ganda? Itulah isi pikiran Hoseok.
"Mau kemana?" tanya Hoseok sambil menatap Liana yang mulai beranjak dari posisinya.
"Perpustakaan."
"Kepribadiannya itu sungguh bermasalah," ucap Jennie yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Hoseok.