Pukul dua pagi Jimin terbangun karena tidak merasakan keberadaan Liana disampingnya. Dengan setengah sadar pemuda itu segera menelusuri seluruh penjuru rumah untuk mencari sang adik. Namun, hasilnya nihil, tidak ada dimanapun. Yang ia dapatkan hanyalah kunci motor milik sang kakak yang menghilang. Seingat Jimin, Yoongi pergi malam tadi memakai mobil. Jadi, dapat pemuda itu simpulkan bahwa adiknyalah yang memakai motor itu.
Pemuda menggemaskan itu dengan segera membuka ponselnya, berniat menghubungi sang adik. Namun, niatnya itu tertahan saat melihat banyaknya panggilan tak terjawab dan satu pesan yang berisi tentang kondisi kakaknya di salah satu bar langganannya dari Kim Taehyung, sahabatnya.
Dengan segera tangan mungil itu bergerak lincah di atas layar ponsel menghubungi sosok Kim Taehyung.
"KIM TAEHYUNG! JAGA YOONGI HYUNG! AKU HARUS MENCARI ADIKKU YANG MENGHILANG LAGI!"
Teriaknya kala Taehyung menerima panggilannya.
"YAK! APAKAH SUARAMU TIDAK BISA DIKECILKAN SEPERTI TUBUHMU?!"
Alis Jimin yang awalnya sudah saling bertautan semakin bertaut. "Akan kupastikan untuk membunuhmu setelah menemukan adikku, Kim Taehyung!"
Setelahnya, Jimin memutuskan panggilan itu sepihak lalu beralih untuk menghubungi adiknya.
Drrtt... Drrtt...
"Aish! Dia bahkan tidak membawa ponsel!" Gerutu Jimin saat melihat ponsel Liana yang tergeletak di atas batal.
Dengan segera Jimin menyambar jaket dan kunci motornya dari atas nakas lalu berlari menuju pintu utama.
"Oppa? Mau kemana?"
Langkah Jimin seketika terhenti saat mendapati Liana yang baru saja memasuki rumah dengan tangan yang menggenggam sebuah kantung belanjaan.
"Darimana saja kau?" tanya Jimin tanpa mengindahkan pertanyaan gadis itu.
Liana mengangkat kantung belanjaan di tangannya. "Kau tak lihat? Aku belanja."
"Tengah malam?" alis pemuda mungil itu mengernyit tak percaya. Jelas ia tak percaya karena terdapat luka lebam yang sangat samar di pipi adiknya itu. Sangat samar, tapi tentu saja Jimin mengetahuinya.
"Mini market buka dua puluh empat jam, Oppa."
Pada akhirnya Jimin mengangguk, mengalah. "Kau benar. Tapi, bukankah Yoongi hyung sudah melarang kita menggunakan kendaraan tanpa seizinnya?"
"Ini darurat, Oppa. Lagipula Yoongi Oppa tak ada di rumah." Jimin memutar kedua bola matanya malas, alasan, pikirnya.
"Ya sudah, aku harus pergi ke suatu tempat. Kau, kunci pintu lalu tidur," tanpa menunggu jawaban adiknya itu, Jimin langsung berlari pergi meninggalkan rumah.
❄❄❄
Brak...