Cupcake's Love

Riqha Mey
Chapter #13

13. Masalah Datang

Suara alarm memaksa Aisyah untuk segera bangun. Diraihnya dengan susah payah benda tersebut kemudian mematikannya dengan gusar. Tubuh polosnya yang hanya berbalut selimut tebal, membuat Aisyah tak leluasa untuk bergerak. Belum lagi tangan kekar yang memeluk tubuhnya dengan erat. Pergulatan hangat semalam kembali teringat di kepala Aisyah dan sukses membuat wajahnya kembali memanas.

“Apa yang perlu dipersiapkan?” tanya Aisyah dengan wajah polosnya.

Hal itu membuat Fahri seketika mengembuskan napas pasrahnya. Membuat Aisyah menahan senyuman. Sebenarnya Aisyah mengerti apa yang diinginkan oleh Fahri. Tentu saja hal ini ia pelajari dari Fatimah, bahwa ini salah satu kewajiban seorang istri. Tentunya ia sangat ingat saat Fatimah mengatakan jika istri tidak boleh menolak jika keadaan baik-baik saja. Hanya saja ia ingin bercanda karena tadi Fahri juga ikut menertawakannya.

“Ya sudahlah,” keluh Fahri dengan raut wajah sedikit kecewa. Ia pun menjauhkan jarak, tetapi tangan Aisyah menahannya membuat Fahri tak jadi berpaling. Saat itu juga membuat Aisyah tertawa pelan.

“Iya-iya. Aisyah paham, kok. Tapi ....”

Semburat merah menghiasi wajah Aisyah. Aisyah mengatupkan kedua bibirnya. Jujur saja ia juga merasa malu sekarang. Aisyah pun membuang pandangan ke sembarang arah.

“Apa kamu belum siap?” tanya Fahri yang kini meraih dagu Aisyah agar menghadapnya.

Aisyah menggeleng dengan cepat. “Bukan! A-Aisyah hanya ....”

“Malu? Untuk apa? Sekarang kita sudah sah di mata agama dan hukum, gak ada yang salah, kok. Lagi pula terhadap pasangan yang sudah menikah tidak perlu ada yang ditutup-tutupi, kan?” ucap Fahri dengan lembut.

Aisyah pun tersenyum dalam tunduknya, kemudian mengangguk pelan. Hal itu membuat Fahri tersenyum bahagia hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Dengan gerakan lembut dan pasti, Fahri merengkuh tubuh Aisyah. Semilir angin yang membuat gorden berayun, menemani malam hangat mereka.

Aisyah menggeleng sambil tersenyum. Ia semakin menenggelamkan kepalanya di balik selimut.

“Apa yang kamu pikirkan, Aisyah!” gerutunya.

Ia pun berkali-kali mengembuskan napas, kemudian menoleh ke samping, melihat Fahri yang masih tertidur dengan damai. Matanya yang terlihat sendu saat tertutup. Napas teraturnya yang hangat menerpa wajah Aisyah. Rahang tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus, menggiring tangannya untuk mengelus wajah Fahri. Aisyah sangat menikmati pemandangan paginya.

“Sudah puas memandangi wajah tampanku?” ucap Fahri tiba-tiba dengan mata yang masih tertutup.

Aisyah tersentak dan langsung menjauhkan tangannya.

“Sejak kapan Mas Fahri bangun?”

“Sejak istriku memandangi wajah tampanku,” jawab Fahri dengan percaya diri.

Mata Fahri pun terbuka dan langsung beradu dengan manik cokelat Aisyah. Ia pun mengulas senyuman. Bagi Fahri, ini adalah pemandangan yang begitu indah saat ia bangun dari tidurnya. Ia akan menikmatinya terus mulai dari sekarang. Sedangkan Aisyah kini sudah tersipu malu.

☘☘☘

Aisyah baru saja selesai memasak nasi goreng untuk sarapan. Bersamaan dengan Fahri yang kini sudah menuruni anak tangga. Aisyah pun menyambutnya dengan senyuman. Mempersilahkan Fahri duduk di salah satu bangku di meja makan.

Lihat selengkapnya