Cupcake's Love

Riqha Mey
Chapter #14

14. Kesedihan Aisyah

Aisyah memeluk gulingnya dengan erat. Kini pertahanannya pun runtuh, bendungan yang sedari tadi ia tahan akhirnya mengalir membasahi pipinya yang putih. Ia menenggelamkan wajahnya lebih dalam pada guling tersebut. Isak tangis mulai terdengar.

Kenapa seperti ini? Kejutan apa lagi nanti yang akan aku dapat? Ya Tuhan, cobaan apa ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?! Batin Aisyah.

Aisyah sengaja mengunci kamarnya, terdengar suara Fahri yang terus menggedor pintu tersebut. Aisyah pun mengusap air matanya dengan punggung tangan. Pikirannya sekarang hanya ingin bertemu dengan Fatimah. Aisyah pun bergegas merapikan pakaiannya, ia berniat akan pulang kembali ke rumah orang tuanya.

Sedangkan di luar kamar, tampak Fahri dengan rasa khawatir terus mengetuk pintu. Laura hanya melihat dengan pandangan meremehkan.

Kamu pikir, kamu bisa lari dari aku, Fahri? Huh! Batin Laura dengan sombong.

Fahri pun mengembuskan napasnya dengan kasar, kemudian ia menatap Laura yang sedari tadi mengikutinya, dengan tatapan yang begitu tajam.

“Ini semua karenamu, Laura! Untuk apa kamu ke mari?! Aku peringatkan, kita sudah tidak ada hubungan apa pun. Itu juga pasti bukan anakku, kan! Kamu lupa kamu menghianatiku dengan berselingkuh!” tegas Fahri penuh dengan penekanan.

“Fahri! Apa kamu lupa siapa yang pertama kali menjebol kesucianku?! Ya, aku mengaku aku selingkuh! Tapi untuk tidur dengan laki-laki, aku hanya melakukannya denganmu!”

“Hentikan omong kosongmu, Laura! Pergi dari rumahku sekarang juga!”

“Gak! Aku gak mau! Aku minta pertanggungjawabanmu!”

“Mintalah dengan ayah kandung dari anak ini!”

“Kamu ayah kandungnya!”

“Kamu—”

Suara pintu kamar terbuka mengalihkan fokus Fahri. Ia melihat Aisyah yang akhirnya mau membukakan pintu kamar.

“Sayang….”

“Minggir, Mas! Aku mau pergi. Selesaikan masalahmu dengan wanita ini.”

“Hei kamu mau ke mana? Ayolah, Syah. Percaya sama aku.”

Fahri terus memohon. Namun Aisyah terus berjalan sambil membawa koper tanpa menghiraukannya.

“Kalau Mas gak bisa selesaikan masalah ini, lebih baik kita saja yang selesai!”

Bagai petir di siang bolong. Sungguh hati Fahri seakan tertembak dengan peluru yang begitu banyak. Tak menyangka kalimat itu terlontar dari mulut Aisyah. Aisyah pun melenggang pergi menuruni anak tangga sambil membawa koper. Fahri yang masih terkejut hanya bisa diam di tempat.

☘☘☘

Lihat selengkapnya