Curhat Cinta Istana

Shabrina Farha Nisa
Chapter #12

Rahasia

Episode 2.5: Karierku vs. Kariermu - saat Ambisi Saling Bersinggungan

(Suara jingle podcast bab 2 yang sama, hangat dan optimis, mungkin dengan sentuhan musik yang lebih dinamis dan modern, lalu fade out)

Nisa: Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh… Selamat datang kembali di episode bab 2 Curhat Cinta Istana! Saya, Nisa Farha…

Reza: …dan saya, Reza Satria! Wah, nggak terasa ya, Bu, kita sudah mengupas tuntas lika-liku awal pernikahan di bab 2 ini. Mulai dari kagetnya hadapi realita, drama mertua, belajar bertengkar sehat, sampai menjaga api cinta tetap menyala.

Nisa: Betul, Pak. Semoga obrolan kita bisa memberi bekal bagi teman-teman yang baru memulai atau sedang menjalani fase awal pernikahan ini. Nah, sebagai penutup Bab 2, kita akan membahas satu tantangan lagi yang sangat relevan di era modern ini, di mana semakin banyak pasangan suami-istri yang sama-sama memiliki ambisi karier yang kuat.

Reza: Yaitu… saat ambisi karier salah satu pasangan tampak ‘berbenturan’ dengan karier pasangannya, atau dengan rencana keluarga yang sudah disusun bersama. Momen ketika sebuah peluang emas datang, tapi menuntut pengorbanan besar dari pihak lain. Bagaimana menavigasinya sebagai sebuah tim?

Nisa: Ini dilema yang kompleks, karena menyangkut impian pribadi, komitmen pada pasangan, dan juga visi masa depan keluarga. Dan ini pas sekali dengan curahan hati dari sahabat kita, 'Adi', 32 tahun. Curahan hati ini terasa sangat personal juga bagi saya. Mari kita simak bersama.

(Suara Nisa membaca surel dengan nada serius, tetapi penuh empati)

Nisa (membaca): "Ibu Nisa dan Pak Reza, saya selalu kagum dengan partnership kalian dalam menjalani peran masing-masing. Saya butuh saran. Istri saya, 'Karina', baru saja mendapat tawaran promosi jabatan yang luar biasa di perusahaannya. Ini adalah impiannya sejak lama dan saya sangat bangga padanya. Masalahnya, promosi ini mengharuskan kami pindah ke luar pulau, atau setidaknya Karina akan sangat sering dinas keluar kota dalam jangka waktu lama, mungkin bertahun-tahun. Di satu sisi saya sangat bahagia untuknya, tapi di sisi lain, saya cemas luar biasa. Bagaimana dengan karier saya sendiri yang juga sedang menanjak di kota ini? Bagaimana dengan rencana kami untuk memulai program anak tahun depan yang sudah kami diskusikan? Saya merasa egois sekali kalau memikirkan kekhawatiran saya ini saat istri sedang meraih mimpinya, tapi rasa cemas dan bingung ini nyata. Bagaimana sebaiknya kami menghadapi dilema ini sebagai tim, tanpa ada yang merasa dikorbankan atau menyesal di kemudian hari?"

(Hening sejenak)

Reza: Adi… terima kasih banyak sudah berbagi dilema yang pasti terasa sangat berat ini ya. Pertama-tama, selamat untuk Karina atas promosinya! Luar biasa! Dan kedua, Adi, perasaanmu itu – bangga sekaligus cemas, bahagia untuk istri tapi juga khawatir soal diri sendiri dan rencana bersama – itu SAMA SEKALI TIDAK EGOIS. Itu sangat manusiawi dan sangat wajar. Jangan hakimi dirimu sendiri karena merasakan itu. Justru, kesadaranmu akan kompleksitas ini dan keinginanmu untuk mencari solusi sebagai tim itu menunjukkan kedewasaanmu.

Nisa: Betul sekali. Langkah pertama yang paling penting, Adi & Karina, adalah mengubah bingkai masalah. Jangan melihat ini sebagai "Karier Karina vs Karier Adi" atau "Karier Karina vs Rencana Anak". Tapi lihatlah ini sebagai "Peluang & Tantangan BARU bagi TIM Adi-Karina". Bagaimana tim kalian bisa menavigasi kesempatan emas ini sekaligus mengatasi tantangan logistik, karier, dan rencana keluarga yang muncul bersamanya? Ini membutuhkan komunikasi yang sangat terbuka, sangat jujur, dan sangat mendalam. Bukan hanya bicara soal teknis pindah atau jadwal dinas ya, tapi bicara soal perasaan, kekhawatiran, ketakutan, dan harapan masing-masing.

Reza: Coba deh, kalian berdua sisihkan waktu khusus yang benar-benar tenang, tanpa gangguan. Langkah pertama: Rayakan dulu keberhasilan Karina ini! Akui betapa besar artinya ini baginya, apresiasi kerja kerasnya. Buat dia merasa didukung penuh di momen bahagianya ini. Setelah itu, baru masuk ke diskusi dampaknya. Coba buat daftar bersama:

Lihat selengkapnya