Curhat Cinta Istana

Shabrina Farha Nisa
Chapter #25

Terima Kasih

Episode 5.2: Bertumbuh Bersama dan Sendiri - Saat Cinta Memberi Sayap

(Suara jingle podcast bab 5 yang sama, cerah, optimis, dan memberi semangat pertumbuhan, mungkin dengan tempo yang sedikit lebih berenergi, lalu fade out)

Nisa: Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh… Selamat datang kembali di Curhat Cinta Istana, teman-teman. Babak terakhir dari perjalanan kita untuk bertumbuh utuh. Saya, Nisa Farha…

Reza: …dan saya, Reza Satria! Di episode lalu kita sudah sepakat ya, Bu, bahwa kunci bahagia itu ada di tangan kita masing-masing. Pasangan itu tugasnya mendukung, bukan menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan kita. Nah, hari ini kita mau bahas kelanjutannya nih. Kalau kita sudah bisa bahagia dengan diri sendiri, bagaimana caranya agar hubungan kita tidak hanya jadi tempat berbagi kebahagiaan, tapi juga jadi ‘lahan subur’ untuk kita bertumbuh menjadi versi diri yang lebih baik lagi?

Nisa: Pertanyaan yang indah sekali, Pak. Karena hubungan yang hebat itu bukan hanya tentang saling menerima apa adanya, tapi juga tentang saling mendorong dan memberi ruang bagi pasangan untuk berkembang, mengejar mimpi, dan mencapai potensi terbaiknya – baik sebagai individu maupun sebagai pasangan. Cinta yang sejati itu seharusnya memberi sayap, bukan malah memotongnya ya?

Reza: Setuju! Tapi kadang ada kekhawatiran nih, Bu. Kalau kita terlalu fokus pada pertumbuhan masing-masing – mengejar karier, belajar hal baru, menekuni hobi – jangan-jangan nanti malah jadi ‘tumbuh terpisah’? Jalan sendiri-sendiri dan lupa merawat ‘kita’-nya? Bagaimana menyeimbangkannya?

Nisa: Kekhawatiran yang valid. Menemukan keseimbangan antara mendukung pertumbuhan individu dan merawat kebersamaan memang butuh seni tersendiri. Dan ini pas sekali dengan pertanyaan dari sahabat kita, 'Chandra', 26 tahun, yang sedang berada dalam hubungan di mana dia dan pasangannya sama-sama punya ambisi besar. Mari kita simak kegelisahannya.

(Suara Reza membaca surel dengan nada antusias, tetapi penuh perhatian)

Reza (membaca): "Pak Reza, Bu Nisa, saya dan pacar saya, 'Putri', sama-sama tipe orang yang punya banyak mimpi dan ambisi besar dalam karier maupun pengembangan diri di luar pekerjaan. Kami sangat saling mendukung satu sama lain, selalu jadi supporter nomor satu. Tapi kadang, saya khawatir juga, Pak, Bu. Apakah jika kami berdua sama-sama terlalu sibuk dan fokus mengejar mimpi pribadi masing-masing, kami justru lama-lama akan 'tumbuh ke arah yang berbeda' atau 'tumbuh terpisah'? Bagaimana ya caranya kami bisa terus saling mendukung pertumbuhan pribadi masing-masing secara maksimal, tapi di saat yang sama juga tetap menjaga kedekatan, koneksi, dan pertumbuhan hubungan kami sebagai pasangan agar tidak menjauh?"

(Hening sejenak)

Nisa: Chandra, pertanyaanmu ini sangat bagus dan menunjukkan kedewasaan berpikir dalam hubungan. Kekhawatiran ‘tumbuh terpisah’ itu wajar sekali muncul, apalagi jika kalian berdua sama-sama dinamis dan punya banyak tujuan. Tapi, Ibu ingin menawarkan perspektif lain yang mungkin bisa melegakan hatimu: Justru ketika dua individu dalam sebuah hubungan terus bertumbuh, belajar hal baru, dan berkembang, hubungan itu sendiri akan menjadi lebih hidup, lebih menarik, lebih dinamis, dan seringkali lebih kuat.

Reza: Analogi yang sering dipakai itu seperti dua pohon yang tumbuh berdampingan. Akarnya mungkin saling bersentuhan dan menopang di bawah tanah, tapi masing-masing batang pohon tetap tumbuh menjulang tinggi mengejar cahaya mataharinya sendiri. Mereka tidak saling melilit atau menghalangi pertumbuhan satu sama lain. Justru karena keduanya tumbuh subur, area di sekitar mereka jadi lebih teduh dan indah. Hubungan kalian bisa seperti itu, Chandra!

Nisa: Kuncinya memang bukan pada menghentikan atau membatasi pertumbuhan – karena itu justru bisa menimbulkan resentment – tapi pada bagaimana kalian menyelaraskan, mengomunikasikan, dan mengintegrasikan pertumbuhan individu itu ke dalam dinamika hubungan kalian sebagai ‘kita’. Bagaimana caranya?

Reza: Langkah 1: Jadilah Supporter Nomor Satu (dan Tulus!) bagi Pasangan. Ini sudah kalian lakukan katanya, bagus! Tapi terus pertahankan. Saat Putri meraih pencapaian sekecil apapun dalam usahanya, ikutlah bangga dengan tulus, rayakan bersamanya. Saat dia menghadapi tantangan, kegagalan, atau keraguan dalam mengejar mimpinya, jadilah pendengar setianya, sandarannya, dan pemberi semangatnya. Begitu pula sebaliknya, Putri kepadamu. Dukungan tanpa syarat dan rasa aman bahwa pasangan adalah ‘rumah’ tempat kita kembali saat lelah berjuang di luar sana, itu adalah lem perekat hubungan yang sangat kuat.

Lihat selengkapnya