CURSE

Yattis Ai
Chapter #3

Chapter 3. Azmut Kastil

FOREST

"Tempat ini berada di pinggir hutan yang merupakan posko penginapan kita. Mulai saat ini kita akan bagi tim berdasarkan tugas pada posisinya masing-masing."

***

Beberapa saat setelah pengumuman dari pimpinan tim ekspedisi tersebut. Semua tim menyiapkan peralatan mereka masing-masing untuk memulai pencarian benda bersejarah yang berada di tengah hutan. Tim penjelajah terdiri dari 24 orang yang mana terdiri dari 3 orang menjadi 8 tim ekspedisi. Vincent mendapatkan tugas berjaga di posko pengungsian. Sedangkan Aluna dan Shin Jong mendapat tugas menjadi tim penjelajah.

"Luna, kau percaya dengan sesuatu yang di luar akal sehat?" tanya Shin kepada Aluna yang kebetulan berada dalam satu tim. Dia bicara dengan suara pelan melihat kearah sekeliling.

"Percaya tak percaya sih. Lalu kenapa kak Shin tanya seperti itu padaku ?" tanyanya kembali berbisik.

"Ntahlah, aku sedikit gugup mengikuti ekspedisi tahun ini. Rasanya ekspedisi ini sedikit janggal untukku," bisiknya kembali.

Benar kata kak Shin. Ekspedisi ini janggal sekali. Kami bahkan tak boleh melihat isi peti yang nanti kami temukan. Ditambah lagi, mengapa ada dukun yang ikut dalam ekspedisi?. Imbuh Aluna dalam hatinya setelah pembicaraan mereka.

***

Beberapa waktu lalu di hotel sebelum memasuki kawasan hutan.

"Perkenalkan, dia adalah Tuan Falseek. Dia adalah paranormal yang biasa menangani hal yang tidak biasa di sekitar hutan. Kami memanggil beliau hanya untuk berjaga-jaga saja," ujar Johnson penangung jawab Ekspedisi Greenly.

Paranormal? Kenapa tidak mengajak pendeta atau ustadz saja sekalian?. Yahh, apa mereka semua itu sama saja apa ya?. Wahh, rupanya sebagian dari para senior peneliti ini adalah orang-orang beriman yah, tutur Vincent dalam benaknya sedikit menyeringai menganggap pemikiran mereka konyol.

Tak hanya Vincent, rupanya Aluna dan Shin Jong juga berpikiran sama dengan dirinya. Namun mereka tak menaruh curiga apapun dengan kehadiran paranormal di sekitar mereka. Sampai kedatangan mereka di Well forest tiba.

***

Gakkk..gakkk..gakkk..

Tiba-tiba terdengar suara gagak yang terbang melintas di atas perjalanan mereka.

"Hey, tidakkah semakin kedalam hutan. Rasanya semakin gelap dan dingin disini?" ujar Danielle teman satu tim Luna dan Shin.

Sejenak mereka melihat kearah atas pepohonan dan menelan ludah mereka masing-masing dengan keringat dingin tanpa sebab. "Ayo kita lanjutkan perjalanan," ujar Shin kembali memimpin jalannya penjelajahan mereka.

Danger!!! Dilarang lewat.

Setelah satu jam perjalanan. Terlihat papan bertuliskan bahaya bila melintas. Lantas Shin Jong melihat peta yang dibawanya. "Aneh, kenapa peta ini mengarah ke daerah berpapan nama itu ya?" Imbuhnya kebingungan dengan petunjuk yang ada di peta dan jalan yang mereka tempuh.

"Kembali saja kah? Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?. Jelas-jelas kita tidak bisa melewati batas yang diperingatkan," ujar Luna.

"Kau benar, terlalu beresiko kita masuk kedalam hutan. Lagipula kenapa tim kita hanya terdiri dari tiga orang saja sih?", ungkap Daniel yang mulai cemas.

Shin Jong akhirnya mengeluarkan alat komunikasi yang dia bawa. "Test..test.. disini tim tiga. Kami dalam kesulitan menuju lokasi, terdapat papan peringatan di area sekitar jalan yang kami tuju. Perlukah kami kembali untuk meninjau kembali peta tempat lokasi tersebut," ujar Shin menggunakan alat komunikasi mereka.

"Disini tim satu, benarkah itu?" tanya ketua regu tim satu yang didalamnya ada Profesor Johnson.

"Iya pak benar sekali".

"Baiklah, tim kalian segera kembali ke posko. Kami juga mendapatkan masalah dengan peta yang kami bawa. Segera kembali ke posko," ujar ketua tim satu kembali.

"Baik pak laksanaka," ungkap Shin.

POSKO PENGINAPAN

"Bagaimana penjelajahannya, apakah berjalan dengan baik senior?" tanya Vincent pada Shin sembari memberikan sebotol minuman untuknya.

"Ahh terima kasih ( Menerima botol minuman dari Vincent). Yah, begitulah. Ada masalah sedikit mengenai peta lokasi. Kami tak bisa melanjutkan perjalanan kami karenanya. Tapi aku sudah menghubungi Profesor John. Dia bilang akan kembali sebentar lagi," ujar Shin.

"Begitukah?. Sayang sekali aku tidak kebagian menjelajah. Aku harap bisa ikut pergi kesana," ujar Vincent mengeluh pada Shin.

"Tenang saja, besok kau pasti kebagian. Lagipula hari ini hanya meninjau lokasi dan peta apakah benar atau tidak. Sepertinya besok akan ada perubahan bila tidak berjalan sesuai rencana." Shin lantas membantu Vincent membagikan minuman kepada mereka yang baru saja datang dari meninjau peta lokasi.

Benar saja apa yang dikatakan oleh Shin. Keesokan harinya semua orang ikut dilibatkan dalam ekspedisi. Vincent mendapatkan bagian dalam tim jelajah bersama Shin dan Aluna. Mereka didampingi dengan tim senior dua orang yaitu Profesor Lorenzo dan Marina.

Setelah semalam meninjau peta yang mengarah menuju situs kuno terdahulu. Sang ahli sejarah dan Meteorologi Mr. Kenzo berhasil memecahkan peta dibantu ahli bahasa kuno Prof. Obalyn.

Sudah aku duga. Dari keenam rute dipeta ini. Semuanya menuju arah bahaya dimana ada papan peringatan diantaranya. Lihat saat kita menyatukan ke enam peta sekaligus. Ada garis hijau yang samar-samar terlihat menuju titik ditengah. Ada kemungkinan titik ditengah itu adalah situs kastil yang kita cari. Besok kita akan bagi enam kelompok menyusuri enam jalur hijau yang menuju titik tersebut, ungkap Kenzo kepada rekan-rekannya setelah meninjau peta dan sejarah hutan Wells tadi malam.

Tim Shin terdiri dari : profesor Lorenzo dan Mariana serta didalamnya ada Shin, Vincent, Aluna dan Daniel. Mereka mendapatkan rute enam dimana jalur masuk belakang yang berada jauh dari posko penginapan. Lantas mereka berenam berangkat pagi-pagi sekali menggunakan Jeep yang sudah disediakan untuk menuju jalur masuk yang dituju.

Kira-kira satu jam perjalanan menggunakan Jeep. Mereka sampai pada titik yang ditunjukan oleh peta. Samar-samar namun tampak jalur jalan yang bisa dilewati oleh pejalan kaki. Mereka berjalan menuju lokasi ketika Jeep tak bisa masuk lebih jauh. Matahari sudah bersinar terik diatas mereka. Rasa lelah dan haus tak terkira menerpa tubuh keenam penjelajah itu. Mereka memutuskan beristirahat sejenak sebelum memutuskan dalam meneruskan perjalanan mereka.

Lihat selengkapnya