Udara dingin menyambut saat kaki Stehl kembali menjejak lantai 33. Derak rerumputan kering di sekeliling rumah batu itu menyambutnya, seolah menyapa pemilik satu-satunya tempat tinggal di menara ini. Hening. Selalu begitu. Bahkan burung pun enggan datang.
Ia tidak langsung masuk. Hanya berdiri di depan pintu, memandangi atap rumah yang miring karena hantaman meteorit kecil yang pernah melintas setahun lalu. Retakan itu belum ia perbaiki. Seperti dirinya. Retak, tapi masih berdiri.
Perlahan ia melangkah masuk. Rak-rak senjata di dinding tampak berantakan, lembaran-lembaran catatan berserakan di meja batu. Ia duduk. Lama. Sejenak membiarkan rasa letih meresap ke tubuhnya. Namun dunia tidak menunggu. Ancaman bergerak, dan ia harus mengejarnya.
"Waktuku tak banyak."
Tangannya bergerak cepat. Membuka peti logam di bawah lantai, mengambil gulungan kayu hitam dari lantai 7. Kemudian membentangkan lempengan retak yang ia bawa dari lantai 16—cangkang metal tortoise, masih tampak sedikit beruap. Terakhir, sepihan mithril sisa dari party elite yang dulu hanya dikenal karena sombongnya, bukan kecerdasannya.
Ia mulai bekerja.
Suara air menetes dari atap rumah batu. Angin berhembus ringan menyentuh sisi wajah Stehl yang kini tertutupi. Ia menatap pantulan dirinya dalam panci tua yang ia cuci setengah hati—bukan karena panci itu kotor, tapi karena ia ingin melihat hasil kerajinannya.
Topeng itu kini melekat rapat di wajahnya. Hitam, keras, dan dingin. Retakan melintang di satu sisi membuatnya tampak seperti hasil pertempuran brutal, padahal ia sendiri membiarkan retakan itu ada. Sebuah bentuk kejujuran.
Notifikasi muncul saat ia selesai menyesuaikan tali pengikat topengnya.
> [Item Created: Black Demon Mask]
Status:
Agility +5
Strength +2
Defense +9700 (wajah saja)
Equipment Skill:
Anti-Illusion (aktif 15 menit setelah pertarungan dimulai)
Anti-Critical (menahan 5 serangan di wajah)
Intimidating Aura (mengintimidasi makhluk dengan level lebih rendah dari pemakai)
“Topeng yang menyembunyikan lebih dari sekadar wajah.”
Stehl diam. Ia menyentuh permukaan topeng di pipinya, jari-jarinya terasa tertolak seolah energi kasar menyelimuti bagian luar logam itu. Aura dari topeng ini nyata. Bila ia berhadapan dengan makhluk berlevel rendah, efeknya akan terlihat jelas—mata yang gemetar, langkah yang goyah, rasa takut yang muncul tanpa sebab.
Ironisnya, ia level 10.
Mayoritas makhluk dan survivor lain berada di kisaran 70 ke atas. Efek ini… tidak berguna.
Namun Stehl hanya tersenyum kecil dari balik topeng.
‘Belum sekarang. Tapi bukan berarti tak akan pernah.’