Cursed on the Witching Hours

Roy Rolland
Chapter #16

The Origin of Willem Denier

Kerrie tertegun saat merasakan rambutnya basah oleh sesuatu. Dengan penuh rasa ingin tahu, gadis cantik itu mengangkat kepala. Seketika itu juga, Kerrie Kendall menjerit sekeras-sekerasnya.

L-Lance …!”

Gadis itu menatap ngeri saat melihat Lance Goodman tergantung di atas udara dengan leher terputar 180 derajat. Sementara itu perut pemuda itu robek hingga isi perutnya tersembul keluar. Kemudian, secara tiba-tiba, isi perut Lance Goodman jatuh dan menimpa Kerrie Kendall yang menjerit histeris.

“Aaahh …, sayang sekali.” Sesaat setelah tubuh Lance Goodman jatuh ke lantai, Grace Hyun mendecakkan lidahnya dengan kesal. “Aku pikir aku bisa mengangkat tubuhnya jauh lebih lama lagi.”

Grace Hyun mengalihkan pandangannya pada Kerrie sebelum berkata dengan raut wajah yang terkesan bingung dan polos.

“Kau kenapa?” Ujar gadis yang berpakaian serba hitam itu sambil jalan mendekat. “Lebih baik kau tutup mulutmu itu. Kau lihat, usus Lance Goodman menempel di dekat bibirmu. Kau tidak mau usus itu sampai masuk ke mulutmu, ‘kan?”

Kerrie Kendall menjerit jijik ketakutan seraya bangkit dan mencoba membuka pintu gudang. Namun, pintu itu sama sekali tidak bergerak.

“Hei, kenapa kau panik begitu?” Suara Grace Hyun tiba-tiba berada di balik punggungnya.

“Menjauhlah dariku, creep!” Kerrie berlari menjauh, namun karena panik sendiri, gadis itu malah terpeleset oleh darah Lance Goodman yang membanjiri lantai yang berdebu. “Apa kau ini sebenarnya?”

“Tadi kau sudah menyebutku dengan benar?”

Grace Hyun berjongkok di dekat kaki Kerrie. Tersenyum dan memamerkan lidahnya yang memanjang dan bercabang dua.

I’m a creep …” Ujar Grace Hyun dengan suara iblisnya yang berat dan parau.

Kerrie Kendall menangis dan menjerit minta pertolongan.

“Hei, mana keberanianmu yang tadi, honey?” Grace berkata lembut. Punggung tangannya membelai pipi Kerrie dengan lembut. “Tidakkah kau ingin membunuhku? Tidakkah kau ingin membalaskan dendam teman-temanmu kepadaku? You see, I’m waiting.”

“Maafkan aku … Kumohon maafkan aku …” Kerrie menangis histeris. “Aku minta maaf…, aku sungguh-sungguh minta maaf…”

“Tsk, tsk, tsk, aku tidak menyangka kau begitu kerdil, Kerrie.” Grace Hyun tertawa. “Bagaimana mungkin, aku bisa ditindas olehmu selama ini? Apa kau ingat saat kau memaksaku menjilat toilet? Apa kau juga ingat saat kau memintaku mengepel lantai dengan rambutku? Kalau diingat-ingat lucu sekali, karena saat itu aku takut padamu. Aku selalu berpikir kalau kau adalah alfa di antara yang lain. Kalau aku tahu kau sepengecut ini, aku pasti sudah membunuhmu sejak dulu.”

“Maafkan aku …, kumohon maafkan aku .…” Kerrie kembali memohon. “Aku akan menuruti maumu, Grace. Katakan saja, maka aku akan melaksanakannya apapun itu.”

“Kalau begitu?” Grace menjulurkan tangannya. Seketika itu juga pemukul baseball milik Lance Goodman langsung terbang ke genggaman tangannya. “Coba kau pukul kedua lututmu dengan ini.”

Grace Hyun mengulurkan pemukul baseball yang dipegangnya pada Kerrie.

“A, apa …?” Kerrie tidak bisa mempercayai pendengarannya.

“Apa kau tidak dengar?” Tukas Grace Hyun dengan suara keras. “Hancurkan kedua tempurung lututmu sendiri dengan pemukul baseball ini.”

Please, apa pun selain itu, Grace.” Kerrie berkata di tengah raungannya. “Kumohon, jangan minta aku menyakiti diriku sendiri…., kumohon…”

“Lakukan itu atau kucongkel kedua matamu dengan tanganku sendiri.” Ancam Grace Hyun. “Pilihan ada di tanganmu Kerrie. Mata atau kaki. It’s up to you, girl!”

Selama beberapa saat, Kerrie hanya terdiam sambil terus menggelengkan kepalanya.

“Kau pasti pikir aku pembohong, ya.” Grace Hyun bangkit dari jongkoknya. Dengan gerak cepat, Grace Hyun menerjang Kerrie Kendall, mengunci pergerakannya dan kemudian mulai mengarahkan telunjuk dan ibu jarinya ke mata kiri Kerrie. “Ucapkan selamat tinggal pada penglihatanmu, Kerrie. Terima kasih karena kau telan mengijinkanku mencabutnya. Aku akan memaksamu menelan bola matamu sendiri sebagai bonus.”

“T-tunggu …!!!” Teriak Kerrie. “Kemudian gadis itu melanjutkan ucapannya dengan suara berbisik. “Aku akan melakukannya …. Kumohon …, ijinkan aku melakukannya.”

Grace Hyun berpikir sejenak sebelum menyunggingkan senyuman miring.

“Bagus kalau begitu.” Grace Hyun bangkit dan kemudian kembali mengulurkan pemukul baseball itu pada Kerrie. “Pastikan lututmu remuk, oke. Kalau tidak, aku akan membunuhmu. Mengerti!”

“Aku mengerti …” Kerrie menelan ludahnya saat menerima pemukul baseball itu.

Kemudian, saat gadis itu mengangkat pemukul dan bersiap menghajar lututnya sendiri.

“Tunggu!” Grace mengangkat tangannya. “Kalau lututmu hancur, kau tidak memerlukan pergelangan kakimu lagi, iyakan? Tolong hancurkan itu dulu.”

"Grace …, please .…” Kerrie berurai air mata.

“Jangan membantah.” Ujar Grace dengan dingin. “Sekarang, hancurkan kedua pergelangan kakimu dan kemudian kedua lututmu. Dan awas saja kalau kau berani berhenti sebelum aku mengatakan cukup.”

Kerrie Kendall menganggukan kepalanya, kemudian setelah merapatkan gerahamnya, ia mengangkat pemukul baseball yang dipegangnya kepudian ia ayunkan sekeras-kerasnya ke arah pergelangan kaki kirinya sendiri.

Sore hari itu, di kala tenggelamnya matahari musim gugur, di dalam keremangan koridor gedung Night Mute Public High School, jeritan kesakitan Kerrie Kendall terdengar dan terdengar lagi sampai kemudian hilang sama sekali. 

*****

“Pangeran Willem .…”

Wajah Isabelle Herlocker mendekat ke arah Willem Denier yang terpana melihatnya. Kedua bibir mereka pun menyatu seiring dengan aliran listrik yang terasa menggetarkan sekujur tubuh Willem yang kaku.

“Aku sudah berada dalam dirimu, Pangeran.” Isabelle Herlocker tersenyum seraya mendekatkan bibirnya ke telinga Willem. Hembusan napas panas Isabelle yang menampar telinga dan leher terasa menggelitik. Kemudian Isabelle pun berbisik. “Sekarang jalankan tugasmu dan bantu aku.”

Lihat selengkapnya