Cursed on the Witching Hours

Roy Rolland
Chapter #19

The Pumpkin Patch.

“Mr. Singh.” Panggil Stuart Aglet.

“Ya.” Dengan suara tercekik Trey menjawab.

“Langkahmu terlalu lambat.” Stuart Aglet berhenti berjalan. “Aku tidak mau kita sampai terpisah.”

“Maaf.” Trey mengatur hela napasnya. “Sulit sekali mengendap-endap di permukaan tanah yang tidak rata kalau kau tidak mendapat cahaya sedikit pun.”

“Aku mengerti.” Stuart Aglet melihat ke sekelilingnya. “Mulai sekarang aku akan memperlambat langkahku. Ayo kita bergerak lagi.”

Selama beberapa saat keduanya kembali berjalan dan kemudian.

Shit…!” Umpat Stuart Aglet secara tiba-tiba.

“Ada apa?” Tanya Trey dengan jantung berdebar.

“Lihat itu.” Bisik Stuart.

Dengan rasa segan namun penasaran, Trey melihat ke arah yang ditunjuk Stuart.

“Apa itu tangan manusia?!”

Secara tiba-tiba Stuart merasakan napasnya sesak.

“Hm. Tangan kiri seorang pria Asia.” Stuart Aglet menunjuk pada jam tangan yang dikenakan potongan tangan itu. “Itu adalah arloji kepunyaan Dr. Hyun. Tidak salah lagi. Ini adalah tangan Dr. Hyun!”

“Apa tangannya digigit dan diremukkan rahang werewolf hingga putus?”

Stuart Aglet menyorotkan senternya ke arah luka.

“Tidak.” Stuart Aglet berpikir sejenak. “Bekas lukanya menunjukkan kalau lengan itu di putar dan ditarik hingga putus. Seperti yang biasa dilakukan buaya. Kau mengerti? Ketika menggigit tangan atau kaki korbannya, buaya akan memutar tubuhnya.”

Ouch!”

“Ayo kita …, Shit …!”

“Ada apa lagi.” Trey mulai panik ketika melihat Stuart Aglet terpaku di tempatnya sambil mengeluarkan keringat dingin.

“L-lihat di atas pohon itu …!” Stuart Aglet menunjuk ke atas.

Trey membelalakkan matanya, saat melihat tubuh sang dokter menyatu pada batang pohon cemara yang ada di hadapan mereka. Wajahnya pada kepala yang terpuntir menunjukkan kalau sang dokter mati secara menyakitkan.

“Apa yang terjadi?!” Tukas Trey dengan panik. “Bagaimana hal semacam itu mungkin terjadi?! Bagaimana tubuh manusia bisa menyatu dengan batang pohon seperti itu?”

“Nanti saja kita bahas itu, Mr. Singh. Sekarang lebih baik secepatnya kita keluar dari hutan terkutuk ini.” Stuart Aglet mendorong tubuh Trey agar pemuda Asia itu berada di depan. “Lari, Mr. Singh! Lari secepat yang kau bisa!”

*****

Beberapa jam sebelumnya.

Dr. Steven Hyun mengarahkan mobilnya menuju utara. Beberapa ratus meter di depannya, sang dokter bisa melihat manusia serigala yang telah menculik Madison Hillard berlari dengan kecepatan luar biasa. Takut kehilangan jejak, Dr. Hyun menambah kecepatan mobilnya.

“Sial …!” Steven Hyun menghentikan mobilnya di pinggiran hutan utara.

Di jalan setapak yang ada di hadapannya, Dr. Hyun melihat manusia serigala itu menerobos masuk tanpa mengurangi kecepatan larinya. Tidak ada pilihan lain bagi Dr. Hyun selain terus maju dengan berjalan kaki.

Dr. Hyun membuka pintu dan memeriksa senapannya. Kemudian dengan menggunakan aplikasi senter yang ada pada smartphone-nya, pria berdarah Asia itu berjalan masuk ke dalam.

Jalan setapak yang ada di dalam hutan itu tidak rata, licin dan banyak ditumbuhi akar. Keremangan yang ada di sekitarnya pun menyulitkan langkahnya. Berkali-kali pula Dr. Hyun nyaris terjatuh akibat terpeleset atau tersandung permukaan tanah yamg tidak rata. Namun, beban mental untuk menyelamatkan Madison Hillard dan putrinya Grace, membuat Dr. Hyun memaksakan dirinya untuk terus maju.

Setelah sekian lama berjalan, Dr. Hyun mengejapkan matanya saat melihat cahaya terang berada di ujung jalan setapak yang dilaluinya.

Di sana, Dr. Hyun melihat sebuah hamparan datar berlapis rumput hijau yang tumbuh subur bagai di rawat oleh tukang kebun jempolan. Di tengah hamparan rumput itu terdapat sebuah kolam berair keruh dan kotor.

Kemudian angin berhembus, sehingga dataran rumput itu disinari cahaya rembulan yang semula tertutup awan. Sejenak perhatian Dr. Hyun teralihkan ke arah rembulan nyaris purnama yang bersinar dengan cahayanya yang pucat. Malam ini bulan belum purnama. Bulan itu juga terlihat jauh lebih dekat dan terang dari yang biasa dilihatnya. Semua ini terlihat tidak nyata dan bagaikan mimpi.

Hal ini membuat Dr. Hyun bertanya-tanya, apa tempat ini memang berada di Night Mute, Kanada ataukah berada di alam lain yang tidak diketahuinya.

Daddy, apa yang kau lakukan di sini.”

Dr. Steven Hyun menengokkan kepalanya ke arah suara putrinya. Buku kuduknya berdiri saat melihat putrinya Grace mendekatinya dengan berjalan melayang di atas air kolam yang gelap.

“Grace, apa yang terjadi pada dirimu .…” Dr. Hyun berkata setengah menangis. “Ini tidak manusiawi, Grace. Apa yang telah kau lakukan?”

“Aku melakukan segala yang aku bisa untuk menjadi lebih baik, Daddy.” Grace Hyun menyunggingkan senyuman miring. “Apa Daddy tahu kondisi yang kualami selama ini? Aku selalu di tindas dan dihina. Perilaku itu kuterima secara pasrah selama bertahun-tahun. Hingga aku merasa kalau aku ini lebih rendah dari binatang. Tapi …, semua itu berubah, ketika Madam Herlocker mendatangiku dan menawarkan pertolongannya untuk membuatku menjadi mahluk yang lebih sempurna.”

“Tapi itu salah, Grace!” Dr. Hyun berteriak sambil menangis. “Manusia macam apa yang memintamu membunuh orang lain?" 

Mendengar itu Grace Hyun tertawa. tawa itu terdengar aneh dan tidak wajar keluar dari gadis remaja.

"Madam Herlocker bukanlah manusia." Ujar Grace ditengah gelaknya. "Dia lebih dari itu. Begitu pun aku, sebagai abdi setianya."

"Itu semua tidak sebanding, Grace." Jerit Dr. Hyun setengah menangis. "Kenapa kau tidak pernah mengatakan apa pun padaku? Kita bisa pindah rumah, pergi ke kota lain dan memulai segalanya dari awal. Kenapa kau tidak pernah mendatangiku lebih dulu, Grace?”

“Aku sudah mengatakannya pada Mommy.” Grace berkata dengan gusar. “Tapi Mommy tidak memedulikanku. Ia malah menyalahkanku karena bersikap cengeng dan tidak pandai bergaul. Aku membencinya Daddy. Aku pun menaruh oleander pada minuman Mommy. Aku sudah tidak tahan lagi.”

“A-a-apa …?!” Dr. Hyun meraung. “Apa yang kudengar ini, Grace?! Apa kau bercanda?! Kau ingin mengatakan padaku kalau kau telah membunuh ibumu sendiri saat kau baru berusia sepuluh tahun?! Hal gila macam apa ini, Grace?!”

Dr. Hyun menangis histeris.

“Hentikan, Daddy!” Tukas Grace Hyun marah. “Ratapanmu menyakitkan bagi telingaku. Aku sudah mengatakan pada Daddy, kalau aku tidak akan melepas Daddy lagi kalau kita kembali bertemu. Maafkan aku Daddy. Madam Isabelle menganggap, Daddy adalah ancaman baginya. Aku harus membunuh Daddy untuk membuktikan kesetianku pada Madam Isabelle Herlocker.”

Grace Hyun mengangkat tangannya. Kemudian dengan kibasan jemarinya, ia melempar Dr. Steven Hyun jauh ke belakang hingga menembus semak dan pohon.

Dr. Hyun menjerit tertahan saat tubuhnya menghantam batang pohon cemara dengan keras hingga mulutnya memuntahkan darah.

Daddy .…” Grace Hyun melayang di tanah mendekati ayahnya yang terkapar di tanah. “Kenapa kau harus masih hidup, Daddy? Aku tidak mau menyakiti Daddy lebih jauh. Tetapi…”

Grace Hyun tertawa sendiri.

“Mungkin ada baiknya aku memakai Daddy untuk berlatih.” Grace mengangkat tangannya seiring dengan terangkatnya tubuh Dr. Hyun ke udara. “Maaf Daddy, ini akan terasa sakit.”

Seketika itu juga Dr. Hyun menjerit, ketika tangan kirinya berputar berkali-kali dan berkali-kali lagi. Kemudian dengan gerakan jemarinya, Grace Hyun menarik lengan Dr. Hyun hingga putus dari engselnya.

Dr. Hyun kembali menjerit, ketika kaki kirinya mengalami nasib sama.

Lihat selengkapnya