Wade memfoto villa Paman Greg dan mengirimkannya kepada orangtuanya dan memberikan isi pesan singkat yang berisi “Kami sudah sampai.” Setelah itu ia mengikuti adik-adiknya menaiki tangga bebatuan menuju halaman utama villa Paman Greg. Villa tersebut tidak memiliki pagar, namun di dekat tangga batu terdapat sebuah tanda dengan tulisan hitam besar-besar, “MILIK PRIBADI”. Itu cukup untuk membuat anak-anak nakal atau pengunjung untuk tidak memperlakukan rumah tersebut sembarangan.
Pada puncak tangga batu, Curtis bersaudara menjumpai halaman utama yang di sekelilingnya terdapat pagar yang terbuat dari semak yang mengelilingi rumah tersebut. Pada semak bagian kanan, seorang pengurus kebun sedang bekerja merapikan pagar semak tersebut. Si pengurus kebun memakai topi cap terlalu rendah sehingga wajahnya tidak terlihat jelas, namun rambut dan janggut yang berwarna keperakan telah menunjukan usianya. Ia sedang merapikan semak yang sudah tumbuh mencuat sambil berdiri pada anak tangga karena letaknya yang agak tinggi. Pria itu terlalu berkonsentrasi sehingga tidak memedulikan kedatangan para tamu dari sang majikan kecuali dengan sebuah lirikan singkat.
Pada satu bagian halaman kecil tersebut terdapat dua set bangku dan meja kayu, yang sering dipakai Paman Greg untuk menyelenggarakan pesta barbeque bersama kerabat-kerabatnya di hari-hari yang cerah, ketika udara cukup hangat untuk berlama-lama berada diluar rumah. Sambil tercengang melihat kemegahan rumah tersebut, Curtis bersaudara berjalan menuju pintu utama. Wade menggenggam cincin pengetuk dengan erat dan mulai mengetuk pintu. Cincin tersebut terasa berat di tangannya. Suara yang dihasilkan oleh ketukan cincin pengetuk ke badan pintu terdengar mantap dan kuat.
Bagian kiri dari pintu utama terbuka dengan perlahan, dan dari baliknya muncul sosok wanita muda yang sangat cantik. Umurnya mungkin 18 atau 20 tahun, rambutnya yang bergelombang hanya sepanjang bahu dan berwarna hitam legam, matanya yang coklat menunjukan sebuah kelembutan. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa, hanya tersenyum dan membuka bagian pintu yang satunya lagi. Dengan gerakan yang lembut ia berbalik dan menuju tangga yang terletak pada sisi lain ruangan.
Curtis bersaudara memasuki rumah tersebut dengan canggung, karena mereka sendiri tidak tahu apakah mereka telah diizinkan masuk atau harus menunggu di depan pintu sementara wanita tersebut memanggil pamannya. Mereka memutuskan untuk masuk dan menginjakan kaki di dalam ruangan yang luas, megah, dan terang. Ruangan utama ini masih memiliki beberapa ciri khas rumah abad delapan belas dicampur dengan gaya modern. Tergatung di langit-langit adalah sebuah kandil yang pada permukaannya terdapat enam bohlam lampu yang menjadi inti cahaya pada ruangan tersebut. Pada dinding sisi kiri dan kanan juga terdapat beberapa lampu lebih kecil yang turut membantu menerangi sudut ruangan.
Pada setiap sisi ruang utama juga terdapat koridor yang menuju ke sayap lain rumah tersebut. Berseberangan dengan pintu masuk terdapat beberapa jendela besar yang menunjukkan pemandangan dari danau yang terletak tepat dibelakang villa. Pintu ganda kaca yang berada di bagian belakang rumah akan mengantar pada sebuah jalan setapak menuju pelabuhan di mana terdapat tiga buah kapal kecil yang bisa dipakai untuk menuju tengah danau jika ingin memancing ikan.
Pada salah satu sudut ruangan, di dekat tangga kayu menuju lantai atas, terdapat beberapa kursi dan meja yang terletak di dekat perapian. Perapian milik Paman Greg cukup besar dan tampaknya orang bisa memanggang daging rusa menggunakan perapian itu! Hari sudah mulai senja dan angin yang terasa dingin mulai memasuki ruangan, namun perapian belum dinyalakan.