Pada malam itu, kedai minum – minum Alasdair’s Pub lebih ramai dari biasanya. Selain para pengangguran dan pecundang lokal Dalwhinnie yang menghabiskan waktu luang mereka dengan mabuk-mabukan dan berutang, malam itu juga kedai tersebut juga dipenuhi para turis yang ingin mencicipi scotch khas desa Dalwhinnie yang diproduksi di Dalwhinnie Distillery yang menjadi salah satu tempat wisata di desa tersebut.
Alasdair dan asistennya kewalahan melayani pengunjung yang tiada habisnya, walaupun tentu saja ia bersyukur karena hari libur berarti lebih banyak pemasukan untuknya.
“Griz, bawa minuman ke meja 16!” Perintah Alasdair sambil melihat kesana kemari berusaha untuk mencari asistennya di tengah keramaian. Di depannya sendiri sudah ada empat orang pengunjung yang sudah tidak sabar menunggu minumannya. Karena tidak mendapat jawaban, Alasdair memanggil lagi.
Terdengar sebuah jawaban lantang dari seorang wanita.
“Aku sibuk, Al!” Griselda, gadis berwajah biasa saja dan berambut panjang kecokelatan adalah asisten setia Alasdair yang bekerja untuknya semenjak Griselda lulus sekolah. Bagi Griselda, Alasdair adalah sosok seorang kakak yang tidak pernah ia miliki.
“Jamie kena demam kok waktunya tidak pas banget,” gumam Alisdair. Jamie adalah asistennya yang lain dan juga merupakan temannya sejak kecil. Tanpa bantuan Al, mungkin Jamie akan termasuk kedalam golongan pengangguran Dalwhinnie. Al menawarkannya untuk bekerja di kedai minumnya ketika Jamie sedang kewalahan mencari pekerjaan. Jamie memang bukan orang yang pandai.
Mau tidak mau Alisdair-lah yang harus menanganinya sendiri. Ia mengambil nampan yang di atasnya terdapat sebotol Dalwhinnie scotch beserta tiga gelas, dan juga segelas bir, dan mengantarkannya ke meja 16 yang terletak di pojok kedai, dekat juke box. Di meja tersebut duduk empat orang yang kelihatannya hanyalah sekelompok pengangguran. Penampilan mereka kurang rapi, wajah mereka menampilkan kepribadian yang menyukai kekerasan. Suara mereka saat mengobrol terdengar keras dan kasar.
“Maaf menunggu lama,” kata Alasdair dengan sopan sembari menaruh minuman yang berada di nampannya ke atas meja.