Cut Alysia

Vera Hastuti
Chapter #1

BAB 1 Penugasan

Bab 1 : Penugasan

 

Lapangan upacara Markas Besar Brimob Kelapa Dua telah ramai dipadati oleh keluarga prajurit yang akan ditugaskan siang ini ke Aceh. Para bhayangkari yang menggenakan baju seragam merah muda telah hadir bersama buah hati dan sanak keluarga lainnya.

 

“Yeben, coba pikirkan lagi keputusanmu, Nak. Kita masih bisa membatalkan tugasmu ke Aceh.” Ucap Yasmin sampil menyeka air matanya dengan selembar tisu.

 

“Tidak apa, Ma. Yeben disana tidak lama, hanya 1 tahun, semua pasti baik-baik saja.” Yeben berusaha menenangkan Ibunya.

 

“Tapi, Mama sangat khawatir bila kamu ditugaskan ke daerah konflik.”

 

“Sudah menjadi sumpah prajurit, Ma. Siap ditugaskan dimanapun di seluruh pelosok bumi Nusantara.”

 

“Tapi, Nak.” Sela Yasmin. Ia tau pasti sifat keras kepala anaknya. Putra ketiganya itu sama seperti mendiang suaminya. Tentara sejati yang sangat mencintai bumi pertiwi. Bila tekadnya sudah bulat, tidak akan ada yang bisa menghalanginya.

 

“Mama doakan Yeben saja. Bulan Desember nanti Yeben sudah kembali ke sini.” Yeben memeluk dan mencium kening Ibunya.

 

“Mama datang dengan Salsa?” Yeben mencari sosok adiknya di antara kerumunan orang-orang.

 

“Tidak, Mama datang sendiri.” Ibunya sambil menggeleng. “Padahal, Mama ingin jodohin kamu dengan Zesika, kebetulan dia mau pulang dari Amerika bulan depan,”

 

“Yah Mama, Yeben mau berangkat, baru dijodohin. Dari kemarin-kemarin, kan, bisa.” Yeben meledek Ibunya.

 

“Ih, kamu, Mama khawatir kamu ngak dapat jodoh.”

 

 “Ah, Mama, masa iya, anak Mama ganteng begini gak dapat jodoh.”

 

“Nyatanya, sampai sekarang kamu belum punya pacar, kan?”

 

“Hmm…Siapa tahu, ntar pas di Aceh, Yeben dapat pacar, Ma.”

 

“Ih, Ngak Ah, Mama gak mau dapat mantu jauh di ujung Barat sana. Ni foto Zesika dan nomor ponselnya. Kalian kenalan aja dulu, nanti Mama yang atur.”

“La, nagapain pula Mama kenalin Yeben dengan Zesika. Kami kan udah lama kenal Ma. Anaknya tante Rumi kan? Sahabat Mama?”

 

“Oh, Ya? Mama lupa.” jawab ibunya sambil menepuk pelan dahinya. “Ya sudah, ni fotonya.” Yasmin lalu memasukkan paksa foto Zesika di saku seragam Yeben.

 

Lihat selengkapnya