Matahari bersinar cerah saat perhelatan acara Maulid Nabi Muhammada saw mulai di gelar. Pemimpin Pesantren Bustanul Ulum memberikan pengarahan di podium utama sembari resmi membuka berbagai cabang perlombaan yang diadakan untuk menyemarakkan acara peringatan hari kelahiran nabi yang dijunjung oleh seluruh umat Muslim di dunia.
Enam buah panggung telah didirikan di halaman utama pesantren Bustanul Ulum untuk menaungi enam cabang perlombaan yang diadakan. Lomba Tahfidz Quran di adakan di halaman sebelah Barat. Cabang lomba ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu cabang tahfidz 10 juz, cabang tahfidz 20 juz, dan cabang tahfidz 30 juz untuk santri putra dan putri baik tingkat Madrasah Tsanawiyah maupun tingkan Madrasah Aliyah.
Lomba Cabang Fahmil Quran berada di sebelah kanan panggung lomba tahfidz. Lomba ini hanya di peruntukkan bagi santri Madrasah Aliyah, baik santri putra ataupun putri. Lomba Fahmil Quran menekankan pemahaman pada kandungan ayat dalam bentuk cerdas cermat. Lomba ini menampilkan tiga regu dengan sistem gugur dalam babak penyisihan, semi fnal, dan final. Setiap satu regu terdiri atas tiga orang peserta.
Panggung lomba Tilawatil Quran berada tepat di sebelah podium utama. Panggung untuk lomba tilawah sedikit berbeda dari pada panggung lainnya. Di atas panggung ini didirikan sebuah mimbar berukuran 1,5 Meter x 1,5 Meter dengan tinggi sekitar 2 Meter. Setiap sisi-sisinya disekat dengan kaca bening berukuran besar.
Sekat ini dipasang transparan agar para penonton dapat leluasa melihat peserta dari segala sisi. Dua buah mikropon telah terpasang di sisi kanan dan kiri mimbar. Beberapa pengeras suara diletakkan di beberapa tempat di titik panggung. Untuk tahun ini, lomba tilawah dibuka untuk umum. Sehingga peserta yang mengikuti lomba ini bisa dari Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, atau dari sekolah-sekolah umum lainnya yang berada di Kabupaten Aceh Timur.
Panggung perlombaan Qasidah berada di sebelah Utara lapangan Pesantren Bustanul Ulum. Lomba ini diadakan untuk siswa Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah baik santri putra maupun putri. Di sebelah kanan panggung ini, menyusul panggung perlombaan Pidato bahasa Inggris dan lomba Pidato Bahasa Arab. Kedua perlombaan ini juga di buka untuk umum. Hanya saja dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat Madrasah Tsanawiyah untuk santri putra atau putri dan tingkat Madrasah Aliyah untuk santri putra dan putri.
Lapangan Pesantren Bustanul Ulum telah ramai dipadati oleh penonton. Para peserta umum dari sekolah-sekolah lain juga ikut datang meramaikan acara ini. Para penonton berpusat di tengah lapangan karena dari arah ini dapat dengan leluasa melihat ke segala cabang perlombaan. Alysia dan Syarifah tengah duduk di tikar tepat di depan panggung tilawah. Di panggung tilawah tiga meja untuk para dewan juri telah tersusun depan rapi. Tikar yang di gelar di depan panggung ini di bagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk penonton santriwan dan satu bagian lagi untuk penonton santriwati
Alsyia mendapat nomor undian 25 untuk kategori tilawah putri. Saat jam telah menunjukkan pukul 11 siang, s 5 peserta putri dan 4 peserta putra telah dipanggil maju ke mimbar.
“Alysia, sepertinya nomor undianmu, akan dipanggil setelah shalat dzuhur.” Syarifah berbisik pada Alysia. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, sedangkan peserta yang di panggil ke mimbar baru 5 peserta putri dan 4 peserta putra.
“Benar, Kah?” Alysia membesarkan bola matanya panik.
“Iya, tu, kamu dapat nomer undian 25 putri, sedangkan yang sudah dipanggil panitia, baru sampai nomor undian 5.”
“Duh, aku harus bagaimana?”Tanya Alysia dengan panik.
“Ya, tidak ada masalah, kamu santai saja, toh selesai istirahat siang, acaranya akan dimulai lagi.”