Cut Alysia

Vera Hastuti
Chapter #13

Bab 13 : Bunga Desa

Suara Alysia mengalun lembut dari arah musala At Taqwa. Musala itu berada tepat di belakang pos Satgas BKO keamanan wilayah Peurlak. Alunan suara Alysia saat mengaji terdengar sangat merdu. Ia mengalunkan irama tilawah Bayyati dengan suara yang khas, sehingga memukau siapa saja yang mendengarkannya. Gema alunan tilawah surah An Naba merambat di sela-sela pos Satgas anggota Brimob BKO asal Markas Besar Kelapa Dua, Jakarta itu.

 

Yeben yang saat itu sedang bertugas menjaga pos Satgas BKO terpaku saat mendengarkan suara orang membacakan ayat-ayat suci Alquran. Baru kali ini, Ia mendengarkan irama bacaan Alquran yang berbeda dari yang biasanya. Lelaki itu merasa ada keadamaian yang sulit diungkapkannya di sudut hatinya. Yeben penasaran ingin tahu dari mana asal muasal suara itu. Ia langsung gegas menuju arah dapur dan mengintip dari sela-sela dinding papan yang berlubang.

 

Netra Yeben memindai kesekeliling Musala At Taqwa. Di musala itu, terlihat beberapa remaja putri tengah mengaji. Mereka membentuk lingkaran dan mengaji secara bergantian. Yeben melihat seorang gadis sedang mendapat giliran membaca. Gadis itu bermata bulat dan berhidung mancung. Khas gadis Timur Tengah. Suara yang berasal gadis itulah yang membuat Yeben terpesona.

 

“lagi ngintip apa, Ben?” suara Ryan dari arah belakang mengejutkan Yeben.

 

“Dengar suara ini, Ryan?” Yeben mengarahkan telunjuknya ke arah musala.

 

“Orang mengaji?”

 

“Iya, benar,” Yeben menganguk. “Aku penasaran sama suara cewek yang mengaji ini, Ryan.” ucap Yeben sambil menempelkan telinganya di dinding dapur.

 

Ryan yang ikut penasaran dengan suara yang disebutkan Yeben lalu menempelkan juga telinganya ke dinding. Wajahnya berhadapan langsung dengan Yeben. Mereka mirip dua orang yang sedang mencuri-curi dengar sebuah misi yang sangat rahasia.

 

“Loe benar, Ben, suaranya buat adem di telinga.” Celutuk Ryan sambil mengangkat jempol kanannya.

 

“Kalau bagiku, selain adem, suaranya buat tentram,” ucap Yeben dengan wajah penuh penjiwaan.

 

“Tentram? Ulang Ryan.

 

“Iya,”

 

“Eh, tumben, elu muji cewek?” tanya Ryan curiga.

 

“lah.. nyatanya kamu juga muji,”

 

Lihat selengkapnya