Cut Alysia

Vera Hastuti
Chapter #29

Bab 29 : SPMB

Yeben membuka surat kabar yang terbit minggu pagi dengan serius. Hari ini pengumunan mahasiswa yang lulus di universitas Syiah Kuala dirilis di koran lokal Aceh itu. Sudah dua minggu, Yeben pindah tugas ke Polda Aceh. Beberapa kali, ia telah mencoba menghubungi nomor ponsel Alysia. Namun, sejak Yeben sampai di Jakarta, nomor ponsel itu tidak pernah aktif.

 

  Sambil sarapan pagi di warung kopi yang berhadapan langsung dengan kantor Polda Aceh, Yeben membuka lembar demi lembar koran yang di terbitkan secara eklusif, khusus untuk mengumumkan peserta yang lolos SPMB tahun ajaran 2000/2001. Ia langsung mencari lembar halaman untuk kelulusan fakultas kedokteran.

 

Yeben hampir saja berteriak takjub di warung kopi itu saat melihat namaCut Nainaberada di urutan 10 dari 350 mahasiswa kedokteran umum yang diterima di fakultas tertua di Aceh itu. Ia sangat senang karena dengan begitu akan ada titik terang mengenai keberadaan gadis pujaan hatinya. Dengan sigap, ia mengambil kertas dan mencatat pengumuman-pengumuman penting terkait pendaftaran ulang calon mahasiswa baru yang telah dinyatakan lolos tes tulis.

 

Di rumah indekosnya, Alysia berulang kali bersujud syukur sebagai ucapan syukur kepada yang Maha Kuasa karena apa yang dicitakannya tercapai. Tidak sia-sia perjuangan selama ini, belajar pagi hingga malam agar bisa lolos dalam seleksi masuk perguruan tinggi itu.

 

Assalamualaikum, kak Bengi,” ucap Alysia sambil mengetuk pelan rumah tetangganya itu.

 

Waalaikumsalam, masuk Alysia,” terdengar jawaban Bengi dari dalam rumah. Ia langsung bisa menandai suara Alysia.

 

“Kak, Alhamdulilah, Alysia lulus masuk fakultas kedokteran Unsyiah, terima kasih atas doa dan dukungannya, ya, Kak,” Alysia berucap dengan raut wajah bahagia. Ia menunjuk koran lokal Aceh yang kini tengan di genggamnya. Selama di perantauan, ia telah menganggap tetangga kos sebagai saudaranya.

 

Alhamdulillah, selamat, ya, Dek,” ucap Bengi dengan tidak kalah bahagia dengan Alysia.

 

“Terima kasih, Kak,” ucap Alysia sambil menyeka air mata kebahagiaan yang tumpah ruang di mata mereka berdua.

***

  Hari masih pagi, Alysia telah bergegas menyiapkan berkas-berkas yang diminta oleh panitia untuk dikumpulkan sebagai syarat pendaftaran ulang. Ia menyiapkan beberapa lembar fotokopi idjazahnya dari SD sampai SMA. Foto copy bukti nomor peserta dan lainnya. Gadis itu sengaja mengumpulkan kertas-kertas penting itu ke dalam sebuah map agar tidak tercecer.

 

Bagian penerimaan mahasiswa baru yang berada di ruang sebelah kiri gedung biro rektor Universitas Syiah Kuala telah dipadati oleh para calon mahasiswa baru yang akan mendaftar ulang dari berbagai fakultas yang ada di universitas itu. Hanya ada dua ruang yang disediakan oleh panita SPMB sehingga membuat antrian mengular sampai ke halaman biro rektor.

 

Alysia telah berada tepat di meja panitia pendaftaran ulang. Dengan cepat, ia menyerahkan semua persyaratan yang telah disiapkannya di dalam map kepada wanita muda yang kini berada di depannya.

 

“Sudah selesai dek, pendaftaran ulangnya,” ucap Panitia itu setelah memeriksa isi map.

 

“Selesai, kak?” Alysia bertanya dengan binggung. Karena tadi saat di barisan antrian, ia melihat butuh waktu sekitar 4 menit untuk seorang calon mahasiswa melengkapi berkas-berkas mereka.

 

“Andai semua calon mahasiswa berkasnya serapi kamu, pasti urusannya akan lebih cepat.” Puji panitia itu lalu menyerahkan nomor bukti pendaftran ulang kepada Alysia.

Lihat selengkapnya