Yeben menyusuri Wilayah Darusalam dengan hati berbunga. Hari ini, ia berencana memberikan kejutan untuk Alysia. Yasmin, ibunya telah memberikan restu untuk mereka. Kali ini, ia datang tanpa memberi kabar kepada gadis itu sebelumnya. Dia memindai keadaan sekeliling setibanya di depan halaman rumah kos Alysia. Keadaan di sekitar itu nampak lengang. Biasanya, bila sore, halaman rumah induk semang itu telah ramai oleh suara anak-anak atau penghuni kos belakang.
“Cari Alysia?” tanya Bengi yang datang dari arah belakang Yeben.
“Eh, iya, Kak Bengi. Alysia ada?”
“Alyisa pergi bersama temannya sedari ba’da Dzuhur tadi.”
“Teman?”
“Iya, katanya, temannya kecilnya waktu di kampung Alue Pineung,”
“Oh, baik, kak, Terima kasih informasinya,” ucap Yeben lalu memilih menanti Alysia pulang di saung kecil yang berada di halaman rumah itu.
***
Alysia dan Nazarudin telah berada di rumah saat Yeben usai melaksanakan shalat Magrib di mesjid Kopelma. Mereka bertiga berpapasan di depan pagar rumah pemilik kos. Alysia jadi salah tingkah saat Yeben mendapatinya bersama Nazarudin. Sekejab, suasana di antara mereka bertiga kaku.
“Kok, pada diluar, duduk di saung saja, dari pada berdiri disini,” terdengar suara Bapak kos Alysia dari arah belakang. Ia juga baru pulang menunaikah shalat Magrib dari masjid Kopelma.
“Baik, Pak.” Ucap mereka bertiga hampir bersamaan lalu melangkah satu persatu ke arah saung.
“Kamu dari mana Alysia? Abang telah menantimu dari tadi disini.” Tanya Yeben, ia berusaha menenangkan hatinya yang berkecamuk.
“Ka..ka…” Alysia gugup. Ia binggung melanjutkan kata-katanya. Karena nyatanya, ia dan Nazarudin baru saja pulang dari daerah Geurute. Suatu tempat yang terletak di Aceh Besar dengan panorama laut yang sangat indah.