Cut Alysia

Vera Hastuti
Chapter #39

Bab 39 : Pilihan Terakhir

Alysia terjaga saat suara Azan Shubuh melantun lembut dari arah masjid Oman yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit Zainal Abidin. Yeben masih kaku di bed pasien, tapi wajahnya sudah lebih cerah dari pada malam tadi. Alysia menatapnya sejenak lalu bergegas menuju musola untuk melaksanakan shalat Shubuh.

 

“Alysia…” terdengar suara dr Sulaiman memanggilnya, saat mereka berpapasan di depan musala.

 

“Ada apa, Dok?”

 

“Pasien yang mengalami kecelakaan tadi malam siapa? keluarga?” Tanya Dokter Sulaiman beruntun.

 

“Bukan, dok.” Alysia jadi salah tingkah.

 

“Jadi?”

 

“Ca..calon suami saya, dok.”

 

“Oh,” dr Sulaiman mengangguk. “Pasien itu masih koma akibat benturan berat di kepala.”

 

“Apa, dok?” tanya Alysia dengan sangat terkejut. Matanya mulai memanas. “Apa yang bisa saya perbuat agar membuatnya cepat sadar dari koma, Dok?” tanya Alysia lagi dengan panik.

 

“Kamu harus rajin memberinya stimulasi.”

 

“Sitimulasi, dok?”

 

“Iya, kamu bisa mengajaknya mengobrol dua arah.”

 

“Baik, dok, akan segera saya laksanakan.” jawab Alysia sambil mengucapkan banyak terimakasih kepada dokter Sulaiman atas informasi disampaikannya.

 

***

Malam ini, Alysia mengunjungi Yeben di ruang rawat intensif. Alat bantu pernapasan di pasang di mulut dan hidungnya. Beberapa selang yang terhubung langsung pada layar monitor, menempel di dada Yeben. Hati Alysia teriris melihat keadaan lelaki yang mencintainya tanpa batas itu. Alysia kembali terisak tanpa suara dan air matanya menetes tanpa bisa ditahan. “Ini semua karenaku.” Ucap Alysia dalam hati.

 

Alysia mendekati bed pasien dan duduk di samping Yeben. Mata Lelaki itu terpejam, ia tampak seperti sedang terlelap di dalam komanya. Alysia meraih jemari kiri Yeben dengan jemarinya lalu menempelkan pada wajahnya. Ia bisa merasakan bekunya jemari Yeben.

 

“Bang…, Ini Alysia.” Gadis itu berkata dengan nada bergetar. “Maafkan, Ai, ya bang.”

Telapak kaki sebelah kiri Yeben bergerak pelan sesaat mendengar suara gadis itu. Alysia tidak menyangka, lelaki itu langsung memberikan respon.

 

“Bang, cepat sadar, ya. Ai tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, selain abang.” Alysia kembali terisak.

Lihat selengkapnya