“Ma, kenalin, ini Gina Kalila. Calon istri.”
Mama yang baru saja pulang dari kantor tampak tercengang. Meskipun begitu beliau mengembangkan senyumnya dan menyapa Gina.
“Dewi Zalia, mamanya Barra. Kamu cantik sekali!”
Gadis pujaan hatiku menyambut Mama penuh takzim. Tak salah pilih aku. Semoga Mama dan Papa mau merestui hubunganku dengan Gina. Tak lama kemudian, Papa pun sampai di rumah
“Gin, itu papaku, Ayo aku kenalin.”
“Temanmu Bara? Salam, saya Brian Sanjaya.” Gina menyambut Papa tak kalah takzim.
“Calon istriku, Pa.”
Kesan pertama pertemuan Gina dengan kedua orang tuaku tampaknya sukses. Sesuai harapan. Semoga itu awal yang baik bagi kami.
Senja telah berlalu. Temaram menggantikan siang. Tak lama lagi malam datang menjelang. Aku mengantarkan Gina pulang setelah dia berpamitan dengan.kedua orang tuaku.
“Jadi, itu pilihanmu, Barra?” tanya Papa setelah aku pulang.