“Sayang, ada yang—,” ucapku sore itu saat Gina duduk di balkon teras atas sambil mengelus-elus perutnya yang buncit.
“Ya, Barra. Ada apa?”
Sebenarnya aku ingin memberi tahu fakta menyakitkan yang akan terjadi jika anak yang ada di dalam kandungannya berjenis kelamin perempuan. Apakah harus kuutarakan semua keinginan Mama pada Gina? Tentang rencana Mama yang akan menikahkan aku dengan wanita lain.
Apakah Gina akan kuat mendengar rencana Mama ini? Atau aku justru akan menyakiti hati dan perasaannya? Bagaimana jika kabar yang kusampaikan justru mempengaruhi kondisi kandungannya?
“Barra,” panggil Gina ketika aku diam saja menatap awan yang berarak di angkasa.
“Eh, iya, kamu cantik,” ucapku berbohong.
Gina mendekat. Matanya menyelidiki retinaku. Sepertinya dia tidak percaya dengan ucapanku tadi. Dia menyentuh helaian rambut, lalu menepikannya ke sisi kanan dan kiri. Seolah-olah hendak mencari kebenaran.
“Gak papa, Sayang. Cuma kepikiran sama hasil USG.”
“Kamu takut, anaknya perempuan?” tanya Gina. Tangannya kini bergelayut manja di leherku. “Kalau perempuan, kita bikin anak lagi aja.”
Rencana Gina begitu polos. Sedangkan di balik itu Mama sudah siap dengan perempuan lain yang akan menggantikannya. Ya, Tuhan. Pasti kenyataan yang akan kusampaikan bisa meremukkan hatinya. Mama juga keterlaluan. Aku harus menentang keinginan Mama jika anak Gina kali ini perempuan.
Aku tidak tega menyakiti Gina. Jika ada cara lain untuk mendapatkan anak laki-laki, pasti aku akan tempuh cara itu. Jangan sampai rencana Mama dilaksanakan.
Malam itu aku resah sendirian. Mama tidak boleh tahu jika hasil USG nanti jenis kelamin anak yang dikandung Gina perempuan. Termasuk Gina, dia tidak boleh tahu. Cukup si dokter itu saja yang tahu sama aku.
Kalau, toh, nanti bayi yang lahir bukan laki-laki, minimal sampai bayi lahir rahasia hasil tes USG tidak bocor. Anggaplah itu kesalahan saat pemeriksaan. Walaupun Mama pasti kecewa, tetapi aman untuk Gina dan bayinya hingga kelahiran.
Sebelum hari yang ditentukan untuk pemeriksaan USG, aku diam-diam menemui Dokter Hans sendirian. Aku hanya ingin mengantisipasi tindakan selanjutnya jika ternyata anak Gina bukan laki-laki.