Sangat amat terdengar konyol, menjadikan manusia sebagai alat perang setelah manusia itu dijadikan vampire dan beberapa bagian tubuh berupa cyborg. Bukankah bisa membuat kendaraan perang dan senjata perang semacam alat tembakan? Atau bahkan melemparkan bom dan nuklir seperti yang pernah dilakukan pada hampir satu abad lalu?
Ah tentu saja bukan berarti perang boleh dilakukan, bahkan apa pun alasannya dan termasuk senjata perangnya tidak bisa dibenarkan.
Gadis itu bagai dihantam teguran keras oleh batinnya sendiri. Untung saja pelayanan yang diberikannya sebagai pramusaji di sebuah restoran pada pelanggan tidak berubah, ia tetap berlaku sebagaimana biasanya yang selalu ramah—namun memasang wajah kaku saat bersama sesama rekan kerja—meskipun benaknya dipenuhi oleh hal-hal yang baru saja membuatnya membatin.
Sudah berjalan waktu sebagai mahasiswi tingkat dua dan selama itu pula diputuskannya pindah ke indekos dekat kampus supaya tidak sering terlambat. Sempat ditentang kedua orang tua, namun Kaula meyakinkan ia akan baik-baik saja, setelah menjadikan alasan berupa malas berebut kamar mandi dengan para adik di rumah bila jam kuliah mulai menjelang. Sedangkan bekerja sebagai pramusaji pada malam hari di sebuah restoran untuk membayar biaya sewa indekos dijadikan—pula—dalih agar bisa membentuk diri menjadi mandiri. Sebenarnya adiknya tidak bisa dibilang banyak, hanya dua, namun salah satu dari dua memiliki kembaran yang sudah lama menjadi korban orang hilang. Bahkan, Kaula sendiri bukan anak pertama, ia memiliki seorang kakak laki-laki yang lebih dulu hilang saat kecil, namun tiada kabar dari kedua saudaranya itu.
"Eh? Kerja di sini?" Salah seorang pelanggan yang baru saja Kaula antarkan makanan, melontarkan teguran yang juga sapaan, rupa Kaula yang hampir senyum melayani pelanggan berubah menjadi senyum sungkan.
"Kayaknya bisa makan gratis nih...," si pelanggan yang rupanya mahasiswi satu kampus itu menyenggol temannya. Mereka bertiga satu kampus dengan Kaula.
"Kau kira ini restoran dia? Pemalakan itu namanya!" sembur teman yang tidak disenggol.
Cengiran lantas tersimpul di bibir pelanggan yang menegur Kaula tadi. "Bercanda ya... namanya siapa...??? Kaula kan ya?"