Cyborium

Gia Oro
Chapter #5

Kaoru

Sebuah benda mirip jam tangan, dan memang begitu yang terlihat. Dengan mudahnya Nakayan yang sudah kembali tidak seperti vampire itu mencabut bagian yang berbentuk jam di pergelangan tangan kirinya, kemudian ia letakkan terbalik di hadapannya dan Kaulah. Dengan sentuhan dari telunjuknya, sebuah cahaya dari sana muncul membentuk sebuah layar seukuran monitor laptop. Tampak menu-menu yang tampil, Nakayan menyentuh sebuah menu yang kemudian menampilan beberapa menu lagi hingga layar tanpa tubuh itu menampilkan sebuah video.

Tidak ditampakkan siapa pemilik suara dari dalam video, selain hanya menampilkan hal-hal yang berkaitan mengenai apa yang selalu Nakayan pernah jabarkan. Kaula yang semula takjub karena baru kali ini melihat teknologi terbaru dari sebuah jam tangan milik Nakayan, kini dibuat terpaku oleh apa yang ia dengar terkait vampire. Sebuah makhluk yang semalam ini diyakini sebagai sesuatu yang fiktif, namun telah dibuat nyata oleh beberapa ilmuwan yang didanai oleh golongan gelap.

Mulanya hanya untuk dijadikan mainan oleh negara-negara yang diam-diam berperang ingin menguasai bumi, lama-lama para korban kelinci percobaan itu dijadikan alat perang yang apabila mati pun tidak mengurangi kesenangan mereka para pelaku di antara jajaran pemerintah dari beberapa negara, sebab memang mereka ingin mengurangi penduduk bumi hingga didapatkan tujuan menjadi bangsa satu-satunya yang bertahan menikmati hasil bumi tanpa kekurangan.

Satu hal yang membuat Kaula tercengang, ternyata kampusnya dijadikan latar untuk uji coba sekaligus memastikan keberadaan Nakayan sang buronan beberapa negara. Suatu hal yang menyayat batin adalah, ternyata para korban kelinci percobaan berasal dari para napi yang tidak lagi dikunjungi keluarganya dan beberapa ada yang sengaja diculik karena tindakannya dianggap membahayakan bagi negara atau kelompok tertentu. Nyaris Kaula akan menyampaikan empatinya, namun sedikit menoleh saja pada Nakayan, video berhenti seketika.

"Kenapa berhenti tiba-tiba?"

"Karena tuan putri menjeda dengan mengalihkan pandangan..."

Kaula menaikkan bagian bawah matanya dengan agak terkekeh heran. Ia lantas kembali mematutkan diri pada video, Nakayan kembali menyentuh tanda di tengah layar untuk kembali melanjutkan. Topik pun berlanjut, Kaula merasakan kebas di wajahnya pada bagian kabut yang bersamaan para aparat tiba di kampusnya tadi. Rupanya kabut itu berasal dari ramuan tertentu yang sengaja disebarkan untuk mengembalikan pikiran orang-orang biasa yang menyaksikan pertarungan vampire tadi, agar kepanikan mengenai jenis makhluk itu tidak menjadi berita meski pemerintah sudah mengatur internet dalam negeri agar segala hal mengenai vampire tidak pernah terangkat ke dalam media maya atau media apa pun, kecuali yang dibicarakan adalah hal fiktif.

"Oleh karena itu aku bawa tuan putri terbang agar terhindar dari kabut itu. Bisa terulang kembali perkenalan kita yang harus diulang dari awal. Padahal aku butuh pengakuanmu sebagai majikanku."

Kaula tidak memberikan tanggapannya selain wajah berpikir dengan pandangan agak mendelik pada Nakayan yang selalu kaku, padahal tadi dadanya berdegup kencang selama terbang sampai tiba di sebuah sungai sepi yang diyakininya bukan di ibukota. "Lalu kenapa kamu pernah tidak menemuiku selama seminggu???" tanyanya tanpa pedulikan video yang sudah kembali berhenti.

"Aku pikir tentu menyulitkan bagi tuan putri untuk mempercayaiku. Jadi aku ingin beri jeda. Tapi setelah aku tau kau turut pula menonton drama yang mengandung pengaruh itu, aku merasa harus kembali menemuimu—dan memang aku harus melakukan itu. Sebab ketika kau sudah mengakuiku, akan sulit bagi mereka untuk menemukanku sebagai buronan."

"Loh? Bagaimana ceritanya???"

"Karena manusia yang memiliki vampire sebagai pesuruh mereka bukan hanya kita saja, hampir seluruh dunia beberapa orang memiliki vampire."

"Apa kau minum darah manusia?"

"Aku bukan vampire seperti di cerita fantasi."

"Lalu kau makan apa?"

Lihat selengkapnya