Gelembung-gelembung dari tengah-tengah gedung sekolah yang melingkar dengan bentuk huruf U terlihat terbang melayang naik melewati batas atap gedung sekolah. Kebisuan menyergap orang-orang di kantin bak terhipnotis, kecuali Kalani yang seperti terpana memandang langit dua warna kontras tepat di atas lapangan dalam gedung sekolah. Tangannya menggenggam rubik di saku kardigan. Hanya sekejap memandang sosok tamu kantin yang 'membuat' rubiknya berkelap-kelap—merupakan Nakayan dengan wajah kakunya sampai melihat ke arah sang tuan putri—kemudian Kalani kembali memusatkan sepasang mata paniknya pada sang karib.
"Kaula!!!" Kalani berseru dengan mata membulat, karena gelembung seukuran manusia itu menelan dan membawa Kaula melayang. Orang-orang kantin tiba-tiba berlarian keluar seperti akan memperebutkan sesuatu ke tengah-tengah gedung sekolah. Kalani sempat terdorong-dorong, tidak dimengerti olehnya apa yang terjadi.
"Gunakan rubikku ini!" Nakayan merentangkan satu lengannya lurus ke samping, rubiknya yang semula menjadi motor berubah bentuk menjadi boat. "Dia akan terbang membawamu!" lanjutnya setelah ia melihat kerja kimiawi dalam otak Kalani. Ia lalu segera melesat dengan wujud vampire-nya pada sang tuan putri yang sudah melayang dalam gelembung ke tengah-tengah gedung sekolah.
Terlihat seperti seorang janin dalam rahim, begitu Kaula dalam gelembung itu. Mata terpejam seperti sedang tidur dengan kondisi di dalam gelembung yang seolah-olah berisi air. Nakayan mendesis menampilkan taring panjang tajamnya, tidak ada orang-orang di sekitar meski ada orang-orang di tiap kelas tetapi satu pun tidak ada yang keluar meski beberapa detik lalu terjadi getaran yang melubangi lapangan sekolah. Saat akan melayang untuk mengeluarkan sang tuan putri dari dalam gelembung, dalam sekejap gelembung itu pecah dan tali-temali dari berbagai arah mengikat tuan putri yang tetap dalam posisi dengan mata yang masih terpejam belum sadarkan diri. Dilihat ke arah-arah yang mengikat, rupanya orang-orang kantin yang melakukan demikian dengan posisi yang entah bagaimana bisa mengikat Kaula tepat di tengah-tengah tanpa bergeser.
"Apa yang mereka lakukan?!" Kalani menyaksikan itu dari atas dengan boat terbang dari rubik Nakayan. Ia tengah menggunakan kacamata uniknya yang serupa dikenakan Kefadi. "Itu bahkan tali besi!"
"Kejutan!" Seseorang muncul di balik gedung sekolah.
>>>
Parasnya sudah tampak berumur namun masih kelihatan sangat segar. Mengenakan tuksedo gelap dengan celana berwarna senada. Sesuatu seperti mengikat bagian antara lengan dan bahu sampai dadanya, terhubung dengan sebuah benda mirip tas berbentuk kotak hitam di punggungnya. Kalani mendapati dari kacamata uniknya, bahwa pria itu sedang kenakan jet punggung sehingga pria itu bisa terbang. Gadis itu lekas bersembunyi demi berkomunikasi dengan rekan-rekannya melalui earphone yang sudah menjadi satu kesatuan dengan salah satu ujung kacamata uniknya.
Sementara itu, Nakayan sudah tidak bisa bertahan dengan wajah kakunya mulai menampilkan sosoknya yang akan menerkam. Ia tidak mengenal pria itu, namun diyakininya adalah dalang yang menyebabkan tuan putrinya dalam masalah saat ini. Tidak pula ia mendengarkan sepatah dua patah kata dari pria itu, tanpa tendeng aling-aling melayang dengan sayapnya akan melepaskan tuan putrinya. Si pria yang merasa tidak dihargai, menyipitkan mata pada si pengikat Kaula bagian leher. Wajah bak putri tidur itu mengernyit disertai erangan kesakitan. Gerak Nakayan refleks terhenti.