Langit biru dengan dua warna yang bersinggungan tengah memayungi lokasi kejadian. Tetapi baik di gedung yang dihisap dan titik indekos Kaula yang menjadi kawah, fenomena alam itu sama sekali tidak tertuang di media. Hanya dua lokasi yang membuat tercengang orang-orang yang menjadi buah berita, namun gedung dihisap diberitakan sebagai aksi terorisme dan sedangkan kawah di indekos Kaula sebagai berita yang dianggap belum diketahui penyebabnya. Cukup mengherankan bagi orang-orang seperti Karmila dan lainnya, karena orang-orang di lokasi memiliki ingatan mengenai dua kejadian itu seolah tiada zat halusinogen yang bekerja ke dalam tubuh orang-orang para saksi mata itu.
Kampus Kaula yang berada di dekat indekos turut lenyap sebagian kecil, menjadikan aktifitas kuliah dihentikan sementara selama berhari-hari untuk dilakukan pemindahan ke bagian yang tidak terjamah kawah misterius. Sementara dari sejak dua kejadian, Kaula terbungkam dengan pandangan yang nyaris hampa, Kiara membawanya ke rumahnya yang untungnya hanya berdua dengan sang ibu karena kakak-kakaknya telah pindah setelah menikah. Ibu Kiara tiada keberatan mempersilakan Kaula menginap, sampai beberapa hari kemudian setelah menginap, Nino datang bertamu.
"Apa kalian benar-benar tidak tahu akan ada situasi mengerikan itu...???" Kaula bertanya setelah sepersekian detik mengabaikan Nino yang telah diizinkannya masuk.
Nino tidak menjawab, justru melemparkan isyarat dengan menunjuk telinga pada Kiara. Tatkala Kiara akan menghampiri Kaula akan minta izin memasangkan Bluetooth earphone ke telinga Kaula, Nakayan dari luar jendela kamar masuk. Ia sengaja tidur di luar dengan menggunakan rubik serba bisa miliknya sebagai pelindung bak kepompong yang menempel di dinding luar kamar yang ditempati tuan putrinya. Tentu saja, kepompongnya itu telah mengatur diri supaya bersifat seperti bunglon yang bisa tidak terlihat.
"Kaoru, apa kau atau kak Kaula ada membicarakan sesuatu?" Kiara bertanya pada Nakayan setelah ia dapatkan izin Kaula untuk pasang Bluetooth earphone, namun wajah sang senior tetap saja muram.
"Tidak ada, Kiara. Aku hanya bisa melihat dari luar saja, tuan putri selalu tampak hanya melamun...," jawab Nakayan.
Terdengar Nino menghela napas, ia lalu memangkas jarak dengan Kaula dan menjongkok demi menyejajari posisinya sama tinggi dengan Kaula yang duduk di tepi ranjang. "Tuan putri Kaula, kami memang tidak tahu mengenai dua insiden itu. Tapi kupikir Nakayan sudah cerita mengenai langit menampilkan dua warna bersinggungan, pasti akan ada insiden..."
"Langit dua warna???" Kaula yang sempat heran kenapa dirinya disebut 'tuan putri' pula oleh Nino, refleks mengangkat wajah demi menumpu pandangan pada pria itu. Ia teringat saat pernah melihat langit dua warna sebelum Nakayan ditemukannya berada di dalam indekosnya. Akan tetapi bila diingat-ingat lagi, bukan kali itu saja ia melihat. "Kenapa hal-hal seperti itu harus terjadi...??? Ya meski teror para vampire tidak muncul sih (waktu kejadian di gedung dan dekat kampus)..."
"Apa Nakayan juga sudah cerita bahwa hal-hal itu terjadi sebagai salah satu cara agar banyak orang-orang sekitar mengeluh? Keluhan akan dijadikan energi oleh zat yang tidak mereka sadari, dan energi itu akan dikembalikan lagi pada orang-orang yang mengeluh atau pada orang-orang sekitar agar mengenai jiwa menjadi tempramen."
"Nakayan tidak cerita...," Kaula mengalihkan pandangan mendelik pada Nakayan.
Seutas lengkungan kecil yang tampak formal, tersemat di bibir Nakayan sebelum pemuda cybopire itu akan meluruskan. "Maaf tuan putri, sebenarnya saat aku membawa tuan putri terbang dari serangan para vampire di kampus, kutampilkan video seukuran laptop dari jam tanganku, belum selesai tuan putri tonton. Mengenai salah satu cara yang dilakukan Jikeusve, yaitu penduduk di sini akan dibuat segala cara supaya tidak bersyukur pada negeri sendiri. Entah melalui pemerintah di negeri ini setir kebutuhan hidup yang dibuat semakin mencekik, pun termasuk yang dikatakan Nino, apa yang baru kita dengar darinya memang ada zat aktivasi energi negatif di sekitar kita. Selain ekonomi, tetapi juga ada unsur kimia dan biologi sampai fisika menjadi cara agar rakyat hanya bisa melihat buruk kondisi saat ini, dengan demikian memudahkan Jikeusve dan antek-anteknya agar bisa berkuasa."