Nakayan tidak benar-benar sedang menunggu kondisi netral dari Kaula, ada beberapa detik tepekur setelah mendengar kabar dari Kefadi dan rekan-rekan lainnya di kampus. Tidak ada animasi demi menutupi orang-orang yang bertarung dalam kelas, karena butuh waktu untuk membuatnya supaya benar-benar tampak realita di layar. Kujo hanya menghilangkan orang-orang di dalam kelas, membiarkan kursi-kursi dan meja-meja yang sudah patah seolah-olah semua itu dilakukan oleh hantu-hantu. Ruangan itu dinyatakan horor, begitu salah satu kabar yang Nakayan diterima saat ini. Ketika berpikir kemungkinan keberadaan cybopire akan diketahui banyak orang, panggilan masuk berdering. Pemuda cybopire lantas menarik sepasang kakinya yang sebagian masuk aliran sungai, mengenakan kaos kaki dan sepatu, kemudian melangkah ke titik posisi yang dituju.
Setelah beberapa langkah, tampak olehnya dua gadis yang membelakangi dengan menghadap sungai. Kaula, duduk diam seperti anak kecil yang harus patuh pada orang tua yang tengah mengepang rambutnya, dan memang begitu yang dilakukan Kalani pada rambut Kaula. Nakayan menyematkan senyum kecilnya, namun sulit baginya untuk melihat kondisi emosi di dalam diri Kaula dalam jarak yang tidak begitu dekat. Kembali ia melangkah, namun dengan perlahan supaya Kalani bisa selesaikan mengepang. Sesekali si rambut sepunggung menegakkan kepala si rambut sebahu karena posisi kepala yang miring—mungkin pegal terus dalam kondisi kepala tegak. Si rambut sebahu kemudian menepuk canda si rambut sepunggung. Derai tawa ringan kemudian terdengar.
Dua gadis itu baru menyadari ada seseorang lain setelah kegiatan mengepang selesai, dengan Kaula membalikkan badan pada Kalani namun tampak pula olehnya Nakayan yang sudah duduk memperhatikan. "Sejak kapan kau di situ?!"
"Tidak lama," jawab Nakayan, membuat Kalani menoleh dan terkejut.
Kaula menahan tawa oleh gerakan refleks Kalani yang agak mundur. "Memangnya kamu tidak tahu keberadaan dia?"
"Tidak tahu..."
"Dah lah, emang pantas saja jadi vampire... hantu gitu loh... hahaha..."
Lengkungkan senyum Nakayan semakin lebar memandang Kaula. Sosok yang akhirnya menyadari dipandang pun menjadi salah tingkah, namun dengan cepat bersikap dingin seraya membuang muka.
"Kamu seperti musuhan dengan Nakayan...?" Kalani menahan senyum melihat Kaula yang diyakininya pura-pura ketus.
Kaula memandang sekilas Kalani dan berkata, "tidak," ia lalu menjeda sesaat. "Aku hanya yakin Nakayan sudah tahu aku sedang kondisi apa bila dilihat dari kerja kimiawi di otakku. Ya kan?!" serangnya pada Nakayan.
"Syukurlah," Kalani lalu memandang Nakayan seperti menyilakan bicara.
"Baik, kita akan memanggil bakteri buatan, tuan putri...," Nakayan berkata pada tuan putrinya.
"Kita? Bukannya kamu dan Nino...???"
Nakayan mengangguk, namun yang ia lakukan selanjutnya adalah mengeluarkan benda kecil mirip pipa pendek berbentuk balok, dengan roda di bawahnya. Nakayan menekan salah satu ujung benda itu, sebuah cahaya keluar dari tengah-tengahnya memancarkan sosok seukuran manusia dewasa. Kaula membulatkan mata ketika ia melihat Nino keluar dari sana berupa hologram, namun terlalu nyata di mata bila disebut hologram, kecuali ada yang membelah cahaya wujud Nino tersebut. "Aku membawa benda ini saat ke vila, karena kami memang harus mengeluarkan bakteri baik buatan yang telah Nino masukkan ke dalam tubuh tuan putri. Tetapi karena Nino tidak bisa menghadirkan diri sebab beberapa hal dari Jaringan sel lain di luar kota, maka ia titipkan aku benda ini."
"Jaringan sel lain?"
"Oh? Mungkin salah satu di antara Jaringan Nukleolus belum menerangkan tentang rekan-rekan mereka lainnya ya?" Nakayan bertanya, didapatinya wajah bingung sang tuan putri. "Sebagaimana yang tuan putri ketahui, bahwa keturunan pihak kalah setengah abad lalu lakukan pergerakan bawah tanah terhadap Jikeusve yang diam-diam kembali menghadirkan para cybopire. Inti dari pergerakan itu adalah Jaringan Nukleolus, sementara di luar Jaringan itu memiliki namanya sendiri. Ketimbang menyebutnya sebagai "cabang", atau kalau dalam pemerintahan adalah "departemen", pimpinan klan rubik justru menamakan masing-masing Jaringan dengan nama-nama sel."
Kaula termangu. "Sebentar... klan rubik... apa pula itu?"
"Orang-orang Jaringan Nukleolus dan seluruh jaringan di dunia yang lakukan pergerakan di bawah tanah seperti yang aku dan Karmila paparkan."
"Kenapa pula namanya rubik?"