Vampire yang kerap menggigit mangsa sebagaimana cerita-cerita fantasi itu telah tiada lagi kabarnya di prefektur Kumara. Dampak dari gigitan itu menjadikan orang seperti anjing terjangkit rabies yang senang menggigit, begitu seterusnya bila dapat gigitan. Ditemukan bahwa vampire-vampire ini berasal dari orang yang pertama kali mendapat gigitan dari cybopire tidak bertuan, begitu yang terjadi di salah satu wilayah negeri Jikeusve saat awal lakukan uji coba hadirkan cybopire kembali. Tatkala tuan atau majikan tidak ada maka cybopire menjadi beringas dengan nafsu melangit ingin menggigit apa pun, dan ternyata menjadi 'virus' bagi makhluk hidup termasuk manusia maka akan meneruskan menggigit lainnya.
Melalui tuntunan dari salah seorang rekan di markas klan rubik, Nino meracik penawar racun bagi korban-korban vampire. Ia juga mengajari para rekan di Kumara untuk meracik penawar racun tersebut. Meski telah mengamankan sang cybopire yang pertama melakukan gigitan, masih belum jelas mengenai siapa majikannya. Diduga kuat, sang majikan mungkin telah tiada atau hal lain yang menyebabkan piaraannya hilang kendali. Nino akhirnya memutuskan berangkat demi memeriksa kondisi Nakayan yang menjadi korban peluru nyasar dan Kaula dengan kondisi bakteri buatan di tubuh yang tidak dapat dilihat oleh Nakayan sang piaraan.
Seluruh anggota klan rubik mendapat kabar demikian, termasuk Nakayan sebagai satu-satunya cybopire dalam klan rubik. Ketika tengah hampir selesaikan tugas di ruang staf, Nino menghubunginya secara pribadi demi mengabari bahwa ia sedang menuju rumah Kiara untuk menanti. Ketika sambungan akan diputus, Nakayan merasakan tubuhnya menerima sinyal darurat dari Kaula. Tanpa sempat pamit, begitu saja ditinggalkannya ruangan dan diabaikannya rekan yang akan masuk ruangan. Langkahnya kian mengikis jarak dengan sang tuan putri, melesat secepatnya sampai kendaraan lalu lalang membunyikan klakson karena menyebrang sembarangan.
Sepasang bola mata mulai memerah nyala ketika didapatinya seorang cybopire berhasil membelenggu Kaula. Nakayan menggeram dengan taring yang memanjang tajam, kedua tangannya tampak pula akan mencengkeram, geraknya semakin cepat oleh sayap yang mulai menerbangkannya lurus menerjang ke depan. Ia menarik paksa Kaula yang sudah dikenai gigitan di leher.
"Nakayan, apa yang terjadi?! Nakayan?!" Suara Nino melalui stiker di belakang telinga Nakayan, ia tidak mendapatkan jawaban karena pertarungan dua cybopire sedang berlangsung. Tidak lama, di seberang sana yang justru memutuskan sambungan.
Kim, cybopire yang sempat menjadi buronan klan rubik. Nakayan sangat mengenali wajah itu yang sempat melukai leher tuan putrinya sebelumnya di ruangan yang kini disebut berhantu. Wajah yang namanya juga ia kenali karena memegang data mahasiswa-mahasiswi sebagai Kaoru staf akademik di kampus, namun anehnya hanya Kisam sang majikan yang menjadi orang hilang oleh pihak kepolisian atas pengaduan pihak keluarga. Dengan sengitnya adegan saling menyerang tanpa menyentuh atau hanya gerakan mata itu terjadi hingga menimbulkan memar.
Sesuatu yang kritis dirasakan oleh Nakayan, ia menoleh pada Kaula yang tubuhnya mengirimkan sinyal kritis tersebut. Nakayan membeliak begitu mengetahui leher bekas gigitan Kim menimbulkan robek dan koyak yang menampakkan bagian tulang. Darah mengalir menggenangi sebagian tubuh sang tuan putri. Sudah tidak bisa menjadi pilihan lagi apakah harus menghabisi Kim atau menolong sang tuan putri, Nakayan lebih memilih untuk menghentikan pendarahan itu.
Kim menjadikan keberpalingan Nakayan dari pertarungan sebagai kesempatan. Akan tetapi lima tembakan bersarang di tubuhnya. Kiara dan empat rekannya sekampus mendapat perintah dari Nino untuk menemukan Nakayan dan Kaula. Sayangnya, mereka tidak bisa menjadikan seorang cybopire menjadi pasir sebagaimana yang mampu dilakukan Nakayan. Salah seorang dari mereka meminta bantuan untuk membawa Kim yang tidak sadarkan diri. Sementara itu, Nakayan sendiri secara hati-hati merengkuh Kaula. Ia berusaha menyatukan kembali kulit leher yang terkoyak dengan tampak seperti sedang menggigit bagian yang terkoyak—padahal sedang—mendesak serta membantu sel-sel penjahit luka untuk menyatukan bagian-bagian dari leher yang terlepas.
"Dia menggigit tuan putri...???" Kefadi memicingkan mata.