Kebakaran yang sempat terjadi hanya insiden kecil. Tidak menyebar ke bagian lain di luar ruang kepala kampus yang menjadi sumber insiden. Pemadam kebakaran yang berada di kantor yang tidak jauh dari lokasi dengan cepat meredakan si jagoan merah. Tidak ada korban. Tetapi sempat menjadi berita saat topik mengenai buronan memenuhi tampilan awal media massa. Begitulah yang dipaparkan Keyren salah seorang rekan klan rubik di luar Jaringan Nukleolus. Yang sayangnya, telah hampir seminggu lakukan penyamaran demi penyelidikan, belum didapati info mengenai Kano.
Orang-orang di kontrakan itu justru dibuat geram oleh wajah-wajah mereka dijadikan sasaran untuk dikalahkan pada sebuah aplikasi permainan terbaru. Melalui layar gulung salah seorang, mereka mengetahui hal itu. Salah seorang lain mengembuskan napas berat ketika info yang sedang dikabarkan layar gulung tengah memuat tanggapan negara Nugafiz yang akhirnya meminta penjelasan dari pihak Kinstjensa karena adanya tokoh Nakayan yang rupanya salah satu daftar orang hilang di Nugafiz.
"Kenapa kau matikan?" Kiara menyatakan protesnya ketika layar gulung tiba-tiba dinonaktifkan dan kembali bersatu dengan lengan seragam Kujo.
"Untuk apa? Menjijikan. Akan selamanya kita di sini tanpa keluar-keluar, terlebih dengan adanya aplikasi permainan itu! Semua sudah terbaca! Pasti permainan itu dibuat agar siapa pun yang lihat kita akan segera ditangkap!"
Lagi, mereka berseteru. Kefadi yang sudah siuman satu hari sejak ditembak bius, hanya mengejapkan mata bagai tidak acuh. Padahal sebelumnya tidak ada pertengkaran dari sejak dimulai Kalvin bermain di belakangnya. Ihwal sahabat yang satu itu, telah sadar pada esok setelah dirinya siuman. Ia dan Kalvin pada esoknya lagi mengutarakan permintaan maaf pada rekan-rekannya terutama pada Nino dan Nevan serta Jaringan Nukleolus—setelah menjabarkan apa yang sebenarnya terjadi hingga adu bogem itu terjadi.
Malu dan sesal seakan-akan bertunas subur di puncak kepala. Terlebih setelah diakui bahwa Kefadi, pada para sahabatnya bahwa ia sebenarnya selama ini iri pada Kaula yang memiliki piaraan seorang cybopire. Sahabat-sahabatnya terkejut, mereka bertindak seperti sesama rekan lainnya bertindak ketus, namun tetap berusaha menjaga agar mengenai iri pada Kaula tidak diketahui rekan-rekan lain. Berbeda dengan Kalvin yang lebih memusatkan diri tengah jalani hukuman dengan bekas luka bakar yang didapati dari Kaula. Berempat di kontrakan tanpa ada rekan lain selain para hologram Nevan—Kaula masih belum pulih—menjadi hari-hari renungan bagi mereka. Keysilla, seorang rekan yang menyewa kontrakan, tidak ingin mengganggu terutama Kefadi dan Kalvin selain menyediakan makanan dan minuman serta hal lain yang dibutuhkan. Sesekali menghubungi orang tua dan saudara serumah melalui layar gulung yang terhubung layar gulung milik rekan lain, saling bersyukur karena masing-masing dalam kondisi baik-baik saja.
"Bagaimana perkembangan kak... eh tuan putri?" Kiara bertanya ketika memasuki ruang itu yang hanya ada telur rahim berisi Kaula, dengan para hologram yang bekerja.
"Masih belum diketahui mengapa tuan putri dalam keadaan membeku ketika kau membawanya kemari...," jawab hologram dengan jenis rambutnya yang keriting.
"Apa tuan putri masih hidup?"
"Air khusus dalam rahim ini sudah dibekali oleh kecerdasan buatan yang memungkinkan oksigen yang dibutuhkan tetap terpenuhi dan karbodioksida dikeluarkan. Sementara kebutuhan tubuh, molekul air lain bertugas mengirimkan nutrisi melalui pori-pori kulit."
Kiara berdecak kecil, memandang sosok hologram Nevan berambut keriting dengan raut rupa yang menunjukkan tidak puas. "Kau tau? Aku merasa tidak puas dengan jawabanmu. Aku bahkan tidak yakin aku benar-benar membutuhkan jawaban..."
Enam hologram lain menoleh, mereka saling melempar pandang, menghentikan tugas mereka sejenak. Tampak wajah-wajah itu berempati. Akan tetapi saat di antara mereka ada yang ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara seperti ramai seolah ada tamu. Kiara lantas berbalik keluar ruangan, menuju ruang tamu yang menjadi lokasi keramaian menurut dugaannya. Alangkah terkejut, sebagaimana para sahabatnya, seorang rekan yang sempat dinyatakan hilang ternyata tengah hadir di depan mata.
"Kak Kahfi!"