Operasi itu dilakukan tidak dengan sebenar-benarnya. Sang pemimpin sesungguhnya yang berkomunikasi dengan Kindi sangat memahami skenario yang dijalankan, namun dengan tanpa melibatkan para bawahan yang jalani penggebrekan. Sepersekian detik dibuat terkejut oleh Kaula yang tiba-tiba terbang lurus ke atas menembus atap, Kindi memerintahkan pada bawahan untuk kembali pada pemimpin mereka yang menunggu di luar. Kahfi kemudian diminta untuk patuh pada sang pemimpin demi mengejar Kaula dan lakukan perintah lain dari sang pemimpin, sebelum kemudian sang majikan sendiri akan menghubungi.
Di ruangan yang dipenuhi pecahan telur rahim yang berserakan, Kindi menunjukkan sebuah video yang memutar aplikasi permainan dengan para buronan negara sebagai target, tengah dimainkan seolah permainan itu sebelumnya memang sengaja direkam. Tidak lama kemudian ia memutar video lain berupa kondisi dan keberadaan Nakayan saat ini. Kefadi dan para sahabat terkesiap, masing-masing pandangan mereka membeliak. Belum sempat beberapa dari mereka akan mengatakan suatu hal, Kindi meminta pada empat orang yang masih dibelenggu perihal siapa yang bisa menggabungkan dua video yang baru saja dipertontonkan. Kujo mengaku, tepat setelah dilirik para sahabat, pun menjadi orang pertama dengan belenggu tangan yang dilepas.
Dalam waktu singkat harus lakukan penggabungan dua video, apabila ada pemrosesan menuju hasil maka akan lakukan tindakan lain pada laptop yang tengah dipinjami Kindi untuk lakukan peretasan. Setelah pembobolan berhasil dilakukan mengenai nomor ponsel seluruh rakyat dalam negeri, dua video yang sudah dikirim. Sesaat setelahnya, Kujo dan sahabat-sahabatnya masih tercengang mengenai video keberadaan Nakayan.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Kefadi, ia membuyarkan hening yang mencekat sempat berlangsung.
Kindi tidak lantas menjawab, pandangannya menunduk merasa diinterogasi. Dan memang tidak segera menjawab, ia bagai acuh tak acuh akan melepaskan belenggu Kalvin dan Kiara. Selama itu, detik demi detik bergulir terasa sangat panjang menanti jawaban Kindi. Tiba saat melepas belenggu Kefadi, pandangan sempat bertumpu, namun kemudian Kindi kembali melanjutkan membebaskan Kefadi. "Aku tidak tahu apa-apa. Aku didatangi oleh elit pemerintah setelah salah satu buronan ternyata adalah kakak dari pacarku. Entah kenapa, aku diminta datang ke kampus kalian untuk mempromosikan aplikasi permainan yang menampilkan wajah kalian. Lalu seorang pejabat asing memanggil ke ruang kepala kampus dan paparkan apa yang terjadi, sampai akhirnya aku lakukan apa yang saat ini kulakukan pada kalian. Tapi aku tidak menyangka dengan salah satu burunon tadi... terbang..."
"Namanya Kaula, dia dan kami bukan buronan!" Kiara memprotes—padahal sejak tadi terdiam dibuat tidak percaya mengenai Kindi yang berpacaran dengan adik Kaula. "Dia bahkan kakak dari pacarmu..."
Kalvin dan Kujo memandang Kiara, sudah pasti Kiara tengah alami cemburu.
"Apa kau tau siapa kami yang sebenarnya dan apa yang sesungguhnya terjadi? Seharusnya kau tau, karena kau bahkan menjadi majikannya kak Kahfi!" Kefadi dengan tanpa lepas dirinya memandang tegas Kindi.
"Ya aku tau...," Kindi menjawab dengan sorot mata dan nada suara menggantung, lalu memandang satu per satu empat orang dengan tatapan yakin. "Tapi saat ini para pejabat berbagai negara berkumpul membicarakan hal yang selama ini ditutup-tutupi, meski risikonya sangat besar karena para petinggi Jikeusve umumnya tidak mengenal kemanusiaan apabila rencana mereka alami hambatan..."
"Mengenai kak Kahfi, bagaimana dengan dia? Apa...," Kalvin bertanya.
"Kupikir kalian sudah tahu nasib seseorang yang sudah menjadi cybopire..."
"Mengenai bom...??? Apakah itu benar...???" cecar Kujo.
Lagi, Kefadi tidak lekas menjawab, pandangannya justru menerawang. Tampak berusaha mengolah kata-kata yang akan dikeluarkan. Tak lama kemudian mengeluarkan sesuatu dari ranselnya. "Pejabat asing yang memanggilku saat aku promosikan aplikasi permainan tentang kalian, menitipkan benda ini. Katanya, kalian punya makhluk hologram di sini ya...???"