Cyborium

Gia Oro
Chapter #39

Cyborium

Hijau daun yang menjadi warna menyeluruh rambut itu menunjukkan tingkat tertinggi dalam energi dari kegiatan fotosintesis yang telah dilakukan. Ketika sebelumnya terdapat awan-awan merah muda yang mengelilingi dengan warna merah muda sebagaimana warna rambut, kali ini warna rambut yang hitam itu memudar dari hitam menjadi hijau daun. Dalam keadaan memejamkan mata mendekap erat sang tuan putri, dengan sayap tidak mengepak, ia melayang-layang bagai berada di luar angkasa. Tidak terjun bebas, awan-awan hijau daun yang lebih tebal dan banyak dari sebelumnya membantunya untuk tetap dalam menjaganya agar tidak terhempas. Tidak ada di sekitar melihat, apalagi orang-orang di bawah oleh jauhnya jangkauan pandangan dari permukaan bumi.

Pemulihan terhadap Kaula berlangsung selama bilangan menit. Merangkak menuju tiga puluh menit, Kaula yang dalam dekapan baru tersadar, meski dari sejak menetas sudah membuka mata seolah-olah sudah siuman sampai terbang. Ia terkejut oleh Nakayan yang memejamkan mata memeluknya seperti sembari tidur. Ia mulai bergerak ingin melepaskan diri, namun tercengang karena dikelilingi awan-awan hijau.

"Tuan putri Kaula...??? Telah sadar...???" Nakayan turut membuka mata dengan lembut. Tersemat senyum kecil yang hangat di bibirnya.

"Apa yang kau lakukan?! Apa yang terjadi???!!!"

"Izinkan aku menjelaskan setelah aku melepaskan sayap di tubuhmu..."

"Sayap?"

"Tampaknya kau belum benar-benar sadar, bahkan pulih... baiklah, bersiap-siap!" Nakayan melesat bagai roket dengan kepakan sayapnya yang kembali bekerja.

Awan-awan hijau sudah lenyap, namun selalu ada awan-awan baru di bawah penerbangan mereka. Melaju di udara ke tempat yang sudah diberi tahu padanya melalui stiker di belakang telinganya. Sayap yang sudah tergabung dalam tubuh Kaula secara perlahan menarik diri dari yang bahkan sempat menyatu dengan tulang. Rasa sakit mulai dirasakan. Kaula mengerang seraya melepaskan diri dari Nakayan. Zat yang sempat keluar dari tubuhnya menjadikan para cybopire menjadi vampire lantas keluar, terpaksa Nakayan menjauhkan diri seraya para awan mengerumuninya untuk pemulihan diri dalam waktu singkat, sebab dengan segera para awan diperintahkan mengejar Kaula untuk melanjutkan pemulihan diri.

Kaula bagai diliputi kegelisahan ketika kembali melesat terbang namun kemudian terkepung oleh para awan hijau. Ia menjerit kesakitan ketika sayap yang menyatu pada tubuhnya mulai menarik diri. Berangsur-angsur sayap itu membentuk dirinya kembali menjadi bentuk semula. Darah-darah di punggung dan sekitar tulang belikat bekas sayap telah memenuhi sebagian tubuhnya. Oleh kelelahan dari rasa sakit dan jeritan, terlebih sudah tidak lagi memiliki sayap, tubuhnya lunglai nyaris tidak sadarkan diri lagi.

Sementara itu, Nakayan pada jarak yang memungkinkannya dapat melihat sang putri, napasnya terengah-engah oleh zat pelenyap cybopire yang dikeluarkan Kaula—sudah seperti gurita mengeluarkan tinta namun pada kondisi Kaula zat itu tidak kasat mata bagi manusia normal. Beruntung kondisi Nakayan yang berbeda bahkan istimewa dibanding cybopire lain berupa kemampuan berfotosintesis, ia dengan cepat dapat melindungi diri pula dari zat yang nyaris menguras energi bahkan dirinya sendiri. Dengan napas terengah-engah, ia lekas melesat pada benda yang lebih kecil dulu jatuh sebelum Kaula kemudian. Sebuah rubik miliknya, sudah dalam genggamannya.

"Neil!!!" Nakayan berseru pada para hologram Neil. Ia merasa tidak mampu mendekati Kaula, dan membutuhkan bantuan.

Dari berbagai arah, tujuh hologram melesat menuju Kaula yang meluncur lurus di udara ke lautan lepas. Tujuh hologram dengan segera mengubah wujud mereka seperti amoeba namun dalam wujud cahaya. Sebuah bola lingkaran tak lama kemudian terbentuk, menggelinding seperti baru saja ada yang menendang. Salah satu sisi lalu membuka demi melahap sasaran. Tidak hanya Kaula, awan-awan hijau daun dari Nakayan dikerahkan untuk dilahap pula untuk melanjutkan pemulihan yang tertunda.

Lihat selengkapnya