Selasa,13 April 2016.
Gugatan ditujukan kepada dokter spesialis bernama Kurt Hillary Cundy. Dokter Cundy diduga melakukan mal praktik kepada seorang pasien. Korban wanita 50 tahun bernama Johannah Gulloc, ditemukan tewas mengenaskan di ruang praktek sang dokter. \
Saksi mengatakan bahwa tubuh korban berubah pucat, penuh bercak keunguan setelah sang dokter menyuntikan cairan kental ke dalam tubuhnya. Sampai saat ini dokter Cundy masih menjadi buronan polisi ....
“Apa yang harus kita lakukan, Kurt? Jika mereka menangkapmu, apa yang harus aku lakukan?” Peach bertanya kepada suaminya, tidak lagi mampu menyembunyikan kehawatiran baik pada wajah maupun nada bicara.
“Mereka tidak akan bisa menangkapku. Di tempat ini kita aman ....” Pria jangkung itu mengusap peluh di dahi, lantas bergumam. Kurt mematikan TV seraya mengacak rambut pirangnya yang memang sudah kacau. Wajahnya tampak gusar saat ia mengempaskan diri pada sofa, lalu segera dihampiri oleh sang istri.
“Kenapa itu bisa terjadi?”
“Aku hanya ingin membuat inovasi ... sesuatu yang belum pernah diciptakan orang lain, membuat seluruh dunia mengenalku.”
“Dengan sebuah racun?”
“Serum, tepatnya! Sebuah serum yang bisa memperkuat sistem imun sehingga manusia bisa hidup lebih lama, lebih tangguh!”
“Memangnya kamu ini siapa? Tuhan?” Peach berseru memakai nada yang tidak mungkin keluar dari seorang wanita sepertinya, dan itu sukses membuat sang suami termangu. “Kamu memang cerdas, Kurt, tapi bukan berarti kamu berhak mengatur hidup dan mati seseorang!”
Kurt bergeming sejenak sebelum menyangkal dengan nada lebih pelan, karena pria itu benar-benar tidak ingin ada siapa pun mendengar perbincangan ini. “Pertama, aku tidak pernah ingin mengatur hidup dan mati seseorang. Aku hanya berusaha memperkecil kemungkinannya. Kedua, tidak ada yang mustahil di dunia ini, aku hanya belum berhasil.” Sorot amber sang suami berkilat-kilat, sudut bibirnya membuat seringai aneh setiap kali ide gila melintasi otaknya, dan Peach benci itu.
“Apa maksudmu?”
“Aku nyaris berhasil membuat Nyonya Gulloc kebal berkat serum itu, dia sudah sangat dekat ke sana.”
“Dia MATI, Kurt! Serum buatanmu telah membunuhnya!”
“Tidak, tidak ... kamu tidak mengerti, Sayang! Aku melihat sendiri cairan asam tidak melelehkan kulitnya, pisau setajam apa pun tidak mampu merobek dagingnya, bahkan tulang-tulangnya tidak hancur saat dihantam palu.” Kurt mengatakan itu dengan ekspresi seperti ketakutan, tapi juga rasa puas. Pria itu melanjutkan, “Dengan lebih banyak percobaan, serum ini pasti berhasil. Sekarang aku hanya butuh lebih banyak waktu, beberapa percobaan, dan seorang sukarelawan.”